MEDIAACEH.CO, Abdya – Alas kuali dari batu-batu pipih putih khas sungai Aceh Barat Daya,tersusun rapi membentuk pola geometris. Vas bunga hasil daur ulang dari botol bekas minuman, lampion, bingkai foto terpajang rapi dan menarik, di atas meja-meja dalam ruang Aula PKK Abdya. Hiasan gantung warna warni menambah semarak suasana pagi, hari itu.
Ini adalah secuil awal pemandangan di SD Bilingual Al Araf Blangpidie kala acara tradisi tahunan bertajuk “Market Day” berlangsung. Jika tahun lalu penyelenggaraannya masih digabung dengan TK/PAUD Al Araf yang berada dalam satu naungan Yayasan, maka tahun ini SD Al Araf mengadakan Market Day secara mandiri.
“Ya, karena jumlah siswa kami terus bertambah, tak mungkin lagi bergabung dengan TK/PAUD,” kata Miss Julia Hamid, key officer acara Market Day SD Bilingual Al Araf, Sabtu 18 Januari 2020 di Blangpidie.
Acara hari ini adalah upaya SD Al Araf untuk mengasah life skill siswa siswinya dalam kehidupan sosial, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi dan pasar.
“Kami membuat simulasi pasar sederhana. Anak-anak diperkenalkan dengan sistem Anjungan Tunai Mandiri dan cara-cara belanja barang kebutuhan. Sambil berbelanja di lapak-lapak yang digawangi para guru, para siswa sekaligus belajar matematika, akhlak dan pengelolaan emosi. Jadi, program tahunan ini menyimpan banyak sekali manfaat bagi siswa siswi kami.” Imbuh Ms Julia.
SD Bilingual Al Araf yang menerapkan sistem “belajar itu menyenangkan”, senantiasa berusaha mengasah kemampuan siswa sesuai bakatnya masing-masing.
“Insya Allah, kami menerima siswa apa adanya. Kelas-kelas kami adalah kelas inklusi, dimana kami juga mendidik anak-anak berkebutuhan khusus,” terang Ms Julia.
Sementara, Dien Fitrianti Meutia, SH, dari Yayasan Graha Ilmu yang memayungi SD Bilingual Al Araf mengaku sudah menjadi komitmen Yayasan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak Abdya. Mengunakan sistem Bilingual, dwibahasa, bertujuan mempersiapkan siswa-siswi untuk siap menghadapi persaingan era global. Bahasa Inggris sebagai lingua franca global masih menentukan lebih terbukanya akses siswa pada beasiswa di perguruan tinggi terbaik, pekerjaan yang terbaik dan pergaulan internasional.
“Sudah waktunya anak-anak Aceh Barat Daya memiliki kunci pada itu semua,” sebut Dien Fitrianti Meutia.
Salah satu guru pengajar, Ms Julia menerangkan, pada kegiatan Market Day ini SD Bilingual Al Araf punya cara untuk menyuburkan jiwa sosial siswa. Ini dengan cara sebagian barang yang terpajang karya mereka dilelang, dijual pada penawar tertinggi. Hasilnya kelak akan didonasikan pada mereka yang membutuhkan.
“Kalau barang-barang yang lain dibeli dengan uang simulasi,” kata Ms Julia sambil tersenyum lebar.
Uang simulasi itu diperoleh siswa dari “mesin ATM” yang diatur rapi di ujung ruangan. Sedangkan barang-barang yang “dijual” di lapak Market Day merupakan karya siswa sendiri, dibantu oleh gurunya masing-masing.
“Tema kali ini adalah Reduce Reuse and Recycle,” jelas Ms Julia.
Menurutnya, polusi yang disebabkan limbah barang produksi manusia sudah mencapai titik yang sangat mencemaskan. Dengan menggunakan barang-barang bekas sebagai bahan dasar kreasi untuk Market Day, pihaknya bermaksud memberi pengertian pada anak-anak, mungkin juga masyarakat umum, bahwa sampah yang kita lempar setiap hari itu tidak hilang begitu saja.
“Bila tidak dikelola dengan bijak maka sampah kita itu akan berbalik mencederai manusia sendiri,” sebut dia.
“Kami sekaligus ingin memperkenalkan pola “thinking out of the box”. Kalau biasanya batu-batu khas Abdya ini hanya diatur di tanah sebagai hiasan halaman atau ditempel di dinding bangunan, maka kami ingin memperlihatkan bahwa sedikit kreatifitas berpikir bisa menghasilkan sesuatu yang unik, artistic. Kami siap memberi banyak metode dan mencetak calon-calon pemikir kreatif yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini. Selamat ber”Market Day”, dan keep up the good job, SD Bilingual Al Araf,” ucapnya.
Discussion about this post