ROMBONGAN kami tiba di Kota Takengon sekitar pukul 02.15 WIB Sabtu dini hari. Kami menginap di Hotel Mahara, Takengon, kabupaten Aceh Tengah. Pelayanan standar. Bahkan petugas hotel tak lagi mau mengantar ekstra bed untuk kami wartawan bertiga sekamar. Alasannya, karena sudah larut malam dan pelayan sudah tertidur.
Pagi hari Sabtu, usai sarapan pagi, kami kemudian ngopi di warung depan Hotel Mahara. Sekitar 10 menit kemudian, sejumlah pria berbadan besar mulai merapat di warung kopi itu.
Badan mereka kekar dan wajahnya sangar. Mereka duduk di sini kanan warung dengan jumlah mencapai 21 orang.
“Mereka anggota Forkab Aceh Tengah. Mereka menunggu kedatangan Mualem,” ujar Agen sambil meneguk kopi Gayo.
Agen sendiri duduk di sisi kiri warung. Dia memilih ngopi semeja dengan kami para wartawan.
Hanya berselang menit, beberapa pria bertubuh besar lainnya kembali memasuki warung tadi. Seorang diantaranya memakai topi putih.
Mereka memilih duduk di sisi kiri warung dan bercakap-cakap dalam bahasa Gayo. Jarak mereka dengan tempat kami duduk hanya beberapa meter serta dipisahkan satu meja.
“Kalau itu, yang pakai topi putih adalah Kusuma. Kalau tidak salah, ketua laskar Merah Putih di Aceh Tengah,” kata Agen lagi.
“Mereka juga menunggu Mualem tiba,” ujarnya.
Sekitar 45 menit kemudian atau pukul 10.45 WIB, beberapa pria lainnya kembali memasuki warung. Mereka menyapa Agen dengan bahasa Aceh.
“Kiban panglima? Bang Wien mana?” tanya pria tadi. Pria ini kemudian kembali ke arah depan untuk bersalaman dengan Wien Rimba Raya yang baru keluar dari mobil.
“Bang Wien sehat-sehat saja?” ujarnya sambil bersalaman. Wien Rimba Raya kemudian menjawab dengan bahasa Gayo.
Di tempat kami ngopi, Agen berbisik. “Kalau yang menyapa saya dan Bang Wien tadi sudah tentu anggota KPA. Tiga kelompok ini sama-sama menunggu kedatangan Mualem,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak lama berselang, belasan pria lainnya menyusul pria tadi dan bergabung dengan Wien Rimba Raya. Beberapa di antaranya memakai baju Partai Aceh. Salah seorang di antaranya adalah Adam Mukhlis, anggota DPR Aceh dari Partai Aceh.
Mualem sendiri, baru tiba sekitar pukul 12.00 WIB. Ketiga kelompok ini menunggu di perbatasan Kota Takengon. Rombongan Mualem tiba dengan iringan 4 mobil. Satu mobil yang ditumpangi Mualem, satu mobil PJR, satu mobil Satgas serta satu mobil Pantup.
“Kok tidak ada Kepala SKPA yang mengiringi Mualem ya?” ujar seorang anggota PA.
“Ya. Tak ada kepala SKPA yang berani turun bersama Mualem. Mereka takut dipecat. Beberapa staf protokoler yang sudah di tengah perjalanan menuju ke Aceh Tengah, juga terpaksa pulang. Mungkil karena ada instruksi tadi,” ujar anggota KPA lainnya. [Bersambung]
Tulisan ini merupakan catatan perjalanan wartawan mediaaceh.co selama sepekan bersama Wagub Aceh di wilayah Tengah dan barat selatan Aceh.
Baca juga:
Discussion about this post