MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Belasan tunawisma dan ABG di bawah umur terjading razia di terminal Keudah, Banda Aceh, Sabtu dinihari, 19 Maret 2016.
Amatan mediaaceh.co, razia yang dipimpin langsung oleh anggota DPD RI asal Aceh, H.Sudirman atau Haji Uma yang berlangsung sejak pukul 01:25 WIB dinihari sontak menjadi tontonan warga.
“Razia kali ini kita lakukan karena selama ini kita sering mendengar keluhan warga ada beberapa ABG di bawah umur dan gelandangan berkeliaran hingga pagi hari. Apalagi yang lebih menyedihkan lagi kita sering mendengar adanya ibu-ibu yang menggendong anaknya tidur di sepanjang halte,” kata Haji Uma kepada mediaaceh.co, Sabtu dinihari, 19 Maret 2016.
Dalam razia yang melibatkan sejumah warga, Haji Uma menemukan berbagai keluhan sosial, diantaranya salah seorang ibu dua anak yang rela tidur di halte terminal karena tidak punya tempat tinggal. Dari pengakuan ibu berinisial AN ini, ia telah tidur selama tiga tahun di terminal Keudah dikarenakan suaminya kini sedang ditahan di Rutan Jantho.
“Lon ka lhee thon eh sinoe, linto loen ka ditheun di penjara Jantho. Watee beungoh lon jak u Lampulo jak mita eungkot untuk lon peubloe mangat jeut lon bi bu aneuk (Saya sudah tiga tahun tidur disini, suami saya sudah ditahan di penjara Jantho. Setiap pagi saya ke Lampulo mencari ikan untuk dijual biar anak-anak saya bisa makan),” kata AN kepada Haji Uma.
Mendengar keluhan tersebut, Haji Uma langsung meminta dan sekaligus mengajak ibu dua anak ini untuk tidur sementara di tempat penginapan di seputaran terminal Keudah. Ia juga mengaku akan mencarikan modal untuk membantu si wanita tersebut.
“Walaupun ini bukan tupoksi saya, tapi saya ikhlas akan membantu wanita malang ini agar kebutuhan sehari-harinya bisa mencukupi. Paling tidak ia sudah punya tempat tinggal tetap dan buka usaha kecil-kecilan,” ujar Haji Uma.
Selain ibu dua anak itu, Haji Uma juga menemukan juga menemukan seorang perempuan lainnya tanpa memakai jilbab dan berpakain ketat. Saat ditanyai, wanita berusia 23 tahun ini tidak memiliki kedua orang tua dan rumah lagi.
“Saya terpaksa tidur di terminal setiap malam karna rumah dan orang tua saya hilang saat tsunami. Saya hanya kerja di Laundry dan hanya digaji Rp 600 per bulan. Jadi mana mana cukup gaji sebanyak itu untuk menyewa rumah, makannya aja kadang-kadang gak cukup,” kata wanita berinisial PY tersebut.[]
Discussion about this post