MEDIAACEH.CO, Aceh Utara – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Utara menyebutkan, mayoritas pengungsi korban banjir di kabupaten tersebut mengalami penyakit gatal, diare, batuk dan pilek.
“Beberapa anak mengalami keluhan lambung hingga diare. Kita beri pengobatan gratis. Ini bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk TNI/Polri. Fokus kita meringankan beban pengungsi sektor kesehatan,” kata Ketua IDI Aceh Utara, Harry Laksmana, Minggu 9 Januari 2022.
Harry menyebutkan, pihaknya melibatkan lima dokter yang ditugaskan di lokasi banjir secara bergantian. Selain itu, tim puskesmas di masing-masing wilayah juga diajak agar ikut serta dalam kegiatan tersebut.
“Dengan musibah banjir kemarin, sebagian puskesmas lumpuh. Maka, menjadi kewajiban IDI turun tangan meringankan beban pengungsi sektor kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat, Kabupaten Aceh Utara, Hamdani, menyebutkan banjir kini semakin surut dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter.
“Banjir merendam Kecamatan Matangkuli, Lhoksukon, Langkahan, dan Pirak Timu sekarang ini. Namun ketinggiannya sekitar 40 sentimeter saja. Kalau tidak hujan lagi, saya pikir besok sudah kering total,” kata Hamdani.
Dia memperkirakan kerugian banjir tahun ini sekitar Rp 1,5 triliun di seluruh sektor. Paslanya, banyak tanggul sungai yang jebol dan butuh biaya besar untuk perbaikan.
“Jika tidak diperbaiki, hujan lagi nanti dan itu akan menenggelamkan pemukiman penduduk,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir mulai merendam Kabupaten Aceh Utara sejak 1 Januari 2022 lalu. Sebanyak 15 kecamatan terendam banjir, tiga orang dilaporkan tewas, dan 41 ribu lebih mengungsi selama banjir terjadi.[]
Sumber: Kompas.com
Discussion about this post