MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Hasil riset tim peniliti Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memprediksikan 3 persen dari total luas wilayah Banda Aceh akan terendam karena dampak dari kenaikan muka air laut yang diakibatkan oleh perubahan iklim di pesisir.
Hasil riset itu berjudul “Strategi Mitigasi Bencana Tsunami dan Banjir Rob yang Diperparah oleh Kenaikan Muka Air Laut Akibat Perubahan Iklim”. Penelitian ini telah berlangsung sejak 2016 hingga akhir tahun 2019 yang didukung PEER USAID.
Peneliti TDMRC Unsyiah, Dr Syamsidik ST MSc mengatakan kajian ini berguna untuk mengetahui prediksi ke depan yang akan terjadi di Banda Aceh terutama terkait tsunami dan banjir rob.
“Salah satu hasil kajian TDMRC menunjukkan jika pesisir Banda Aceh akan mengalami kenaikan muka air laut. Diprediksikan 50 tahun mendatang, 3 persen dari total luas Kota Banda Aceh akan terendam,” kata Dr Syamsidik saat beraudiensi dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Selasa 21 Januari 2020.
Menurutnya, angka itu akan meningkat 11 persen dalam waktu 100 tahun jika tidak ada pengembangan tepat di kawasan tersebut. Bahkan, luasan genangan tsunami diprediksi bertambah 28 persen dari cakup rendaman saat tsunami 2004 silam.
“Dengan pengaruh kenaikan air laut, tsunami akan tiba lebih cepat yang artinya waktu evakuasi menjadi lebih singkat dan daya rusaknya pun lebih kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Unsyiah Bidang Akademik Prof Marwan mengatakan, kota Banda Aceh menghadapi masalah baru yaitu perubahan iklim, khususnya kenaikan air laut. Ini dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat pesisir, seperti banjir rob.
Ia berharap penelitian ini menjadi bahan acuan Pemkot Banda Aceh untuk melahirkan kebijakan serta mendesain program mengatasi permasalahan tersebut. Unsyiah juga siap bekerja sama melakukan transfer knowledge atau teknologi sesuai kebutuhan masyarakat.
“Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi terhadap upaya meningkatkan ketahanan masyarakat, khususnya dalam menghadapi tsunami dan banjir rob di Kota Banda Aceh,” sebut Prof Marwan.
Wali Kota Banda Aceh mengucapkan terima kasih atas hasil penelitian yang dilakukan oleh tim TDMRC Unsyiah. Ini menjadi landasan bagi pemerintah untuk melakukan langkah-langkah dalam mengantisipasi datangnya bencana. Aminullah juga menyebutkan jika saat ini Banda Aceh telah menjadi daerah penelitian terkait bencana.
“Bencana memang tidak dapat diprediksi, tetapi mengedukasi masyarakat harus dilakukan sejak sedini mungkin,” pungkasnya.
Selain Banda Aceh, penelitian ini juga dilakukan di Kota Mataram dan Kota Ambon. Ketiga kota ini memiliki ancaman serius terahdap bahaya pesisir, seperti banjir rob, erosi pantai, hingga tsunami.[]
Discussion about this post