MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala bekerja sama dengan Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh (Kominsa) melakukan Focus group discussion (FGD) untuk menyusun road map atau rencana induk Aceh Smart Province. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr. Hizir di Hotel The Pade, Lampeneurut, Aceh Besar, Senin 2 Desember 2019.
Kepala Dinas Kominsa Aceh Marwan Nusul dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama antara Pemerintah Aceh dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, pada 16 Oktober 2018 terkait bidang penelitian dan lainnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Pemerintah Aceh kemudian menggandeng perguruan tinggi yaitu Unsyiah termasuk ITS untuk bersama-sama menyusun road map Aceh Smart Province ini.
Marwan menjelaskan, saat ini dari 23 Kabupaten/Kota di Aceh baru tiga kota saja yang telah meluncurkan program Smart City, yaitu Kota Langsa, Banda Aceh dan Subulussalam. Dan dari semua itu, baru Kota Banda Aceh saja yang telah memiliki road map Smart City, sementara dua kota lainnya belum memiliki rencana induk walaupun sudah launching.
Untuk itulah, kegiatan ini sangat penting dan apa yang dilakukan Dinas Kominsa Aceh ini sejalan dengan salah satu dari 15 program unggulan pemerintah Aceh, yaitu Sistem Informasi Terpadu (Aceh SIAT),” ujar Marwan.
Sementara itu, Hizir mengatakan rencana induk Aceh Smart Province ini disusun menggunakan enam dimensi yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society dan smart environment. Dari enam dimensi tersebut akan dipetakan menjadi strategi pembangunan untuk mewujudkan Aceh menjadi Provinsi yang pintar.
“Harapan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik sudah menjadi komitmen bagi kita semua. Salah satu ikhtiar yang dapat kita terapkan dalam meningkatkan kinerja birokrasi salah satunya adalah dengan pemanfaatan teknologi,” kata Hizir.
Hizir menilai, pemanfaatan teknologi dalam segala aspek kehidupan dewasa ini adalah wajar. Sebab kemajuan teknologi secara masif terus mendorong pemerintah untuk menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan saat ini yang sangat bergantung pada teknologi.
“Penggunaan Teknologi Informasi oleh Pemerintah diharapkan menjadikan hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan akan menjadi lebih efektif, nyaman, serta dapat memberikan aksesibilitas yang lebih baik, terutama dalam hal pelayanan publik,” kata Hizir.
Perubahan pola kinerja ini tentu memerlukan perencanaan yang matang. Oleh sebab itu, Unsyiah sangat mendukung Pemerintah Aceh untuk terus berbenah dan mencari strategi-strategi pembangunan Aceh Smart Province. Penyusunan rencana induk ini, diharapkan menjadi salah satu pedoman untuk Pembangunan Aceh ke depan.
“Unsyiah juga berharap, kerja sama ini benar-benar memberikan dampak baik bagi Pemerintahan di Aceh, dan kedepannya terus membuka pintu yang selebar-lebarnya untuk setiap kolaborasi dalam rangka mewujudkan Aceh bergerak ke arah yang lebih baik lagi,” kata Hizir.
Discussion about this post