MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Koalisi NGO HAM Aceh melayangkan somasi ke perusahaan multinasional Google LLC di Amerika Serikat terkait terjemahan rasis terhadap suku Aceh pada fitur Google Terjemahan, Selasa 22 Oktober 2019.
Ketua Koalisi NGO HAM Aceh, Zulfikar mengatakan, meskipun pihak google Indonesia telah mengubah frasa yang dinilai mendiskreditkan suku Aceh dan melayu lainnya. Namun, hal itu tidak menjamin terjadinya perubahan frasa Aceh dalam berbagai bentuk lainnya.
“Khusus kata Aceh, Google harus memperbaikinya secara keseluruhan. Kadang dia ditemukan dalam Melayu Arab. Semua yang tertera Aceh harus diperbaiki secara maksimal,” ujarnya.
Dalam surat protesnya itu, Koalisi NGO HAM meminta Google LLC di Amerika Serikat untuk meminta maaf kepada masyarakat Aceh melalui surat kabar, televisi dan media daring di 34 provinsi di Indonesia dalam jangka waktu paling lama 7 setelah surat protes dilayangkan.
“Karena suku ini tinggal di seluruh provinsi yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, mereka meminta pihak Google untuk menindak pihak di belakang mesin terjemahan sehingga memunculkan terjemahan rasis yang menyerang salah satu suku bangsa.
“Harus dipahami di belakang mesin ada orang. Mesin tidak melakukan sesuatu jika tidak ada operatornya.Google harus memberitahukan kita siapa operatornya,” ujarnya.
Kemudian, perusahaan multinasional itu juga diminta untuk memastikan kejadian serupa tidak lagi terulang.
Zulfikar menegaskan, jika hal ini tidak diindahkan, maka ditakutkan akan terjadi konflik horizontal di Indonesia. Kemudian, ditakutkan dapat merusak frasa bahasa.
Sementara itu, warga Aceh yang melayangkan protes ke pihak Google Indonesia Haikal Afifa mengatakan, sebelumnya, pada 18 Oktober 2019, pihak Google Indonesia telah mengakui adanya kesalahan terjemahan terkait frasa Aceh setelah dirinya mengirimkan protes. Pihak Google terjemahan juga telah memperbaiki frasa yang diajukan protes oleh Haikal Afifa.
Namun, hal itu tidak menjamin kejadian serupa tidak terulang lagi.
Haikal mengatakan, Google terjemahan seolah-olah bukan lagi menerjemahkan kosa kata. Namun juga telah mendeskripsikan kosa kata saat digabung dengan kosa kata lainnya.
Dia mencontohkan, saat menerjemahkan kata Aceh maka akan keluar arti bajingan. Kemudian saat ditambahkan kosa kata lainnya seperti “Keluarga Aceh” menjadi keluarga fanatik.
“Ada unsur kesengajaan. Kami harap terjemahaan rasis ini tidak lagi berulang,” ujarnya.
Discussion about this post