MEDIAACEH.CO, Yogyakarta – Derby Mataram yang mempertemukan PSIM Yogyakarta vs Persis Solo berakhir kericuhan. Persis dalam laga ini menang 3-2 dari PSIM.
Petandingan yang berlangsung di di Stadion Mandala Krida, Senin sore, 21 Oktober 2019, dalam lanjutan delapan besar Liga 2 2019 wilayah Timur, berjalan dengan tempo tinggi dan saling menyerang di babak pertama. PSIM sempat beberapa kali mendapat peluang melalui Christian Gonzales namun belum membuahkan gol.
Tak mau kalah, Persis sempat membalasnya dengan melakukan serangan melalui umpan-umpan pendek. Alhasil, Persis Solo mampu unggul lebih dulu melalui gol yang dicetak Hapidin di menit ke-25.
Tertinggal 0-1, PSIM Yogyakarta kembali menekan dan berhasil menyamakan skor melalui tandukan Gonzales di menit ke-38. Selang 10 menit, pemain Persis Solo, Nanang Asripin, mendapat peluang namun dianulir wasit karena offside.
Memasuki babak kedua, PSIM bermain lebih terbuka dengan mengandalkan umpan-umpan pendek. Akan tetapi, Persis malah kembali menjebol gawang PSIM melalui tendangan Slamet Budiono di menit ke-57.
Tak hanya itu, Persis Solo memperlebar keunggulan melalui gol Nanang di menit ke-61. Beberapa menit setelah gol ketiga Persis, PSIM memperkecil keadaan menjadi 2-3 melalui gol kedua Gonzales.
Memasuki penghujung pertandingan, tensi pertandingan semakin meninggi dan membuahkan beberapa pelanggaran. Sempat terjadi kericuhan antarpemain karena pelanggaran tersebut.
Karena kericuhan antarpemain di penghujung pertandingan, para suporter tersulut emosinya dan turun ke lapangan. Kericuhan pun tak terhindarkan, bahkan polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah penonton.
Hasil ini membuat PSIM dan Persis gagal lolos ke babak 8 besar. Mengingat Martapura mampu mengalahkan Biak dengan skor 0-1.
Poin yang dikoleksi Persis sebenarnya sama dengan yang dihasilkan Mitra Kukar, yakni 30. Namun Persis secara head to head kalah agregat gol tandang dari Mitra Kukar sehingga harus rela mengakhiri fase ini di posisi kelima.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol. Armaini, bicara soal kericuan tersebut. Menurutnya, itu dipicu kekecewaan suporter dengan hasil pertandingan.
“Ini kan berawal dari setelah pertandingan, setelah pertandingan selesai saat Persis (unggul) 3-2 sejumlah suporter kecewa,” ucapnya saat ditemui di Stadion Mandala Krida, Senin (21/10/2019) malam.
“Lalu sebagian suporter yang kecewa melakukan tindakan anarkis dan menyerang proses evakuasi pemain Persis yang dilakukan kepolisian. Jadi mobil yang digunakan evakuasi diadang, diserang sebagian suporter, tapi alhamdulillah pemain (Persis) bisa dibawa keluar dengan selamat,” imbuhnya.
Melihat hal tersebut, polisi melakukan tindakan terukur untuk mengurai kericuhan tersebut. Armaini menyebut, terkait kericuhan ini ada beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan.
“Sebagian suporter melakukan perusakan, polisi coba hentikan aksi tersebut. Yang jelas peristiwa ini akan kami evaluasi, secara internal juga evaluasi. Kamu juga akan bicara sama Panpel, Pemkot, dan Pemprov,” ucapnya.
“Karena ini kan stadion baru, sayang kalau kekecewaan diwujudkan dengan perusakan,” sesalnya.
Sementara itu, di wilayah barat, PSMS Medan memastikan tiket ke 8 besar seusai menang atas Aceh Babel United FC.[] (Detik.com)
Discussion about this post