MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Sebagian calon gubernur di Aceh dinyatakan menang dalam survey, namun itu belum tentu menang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), kondisi ini berbeda dengan Pilkada di provinsi lain.
Menurut Pengamat Politik dan Keamanan Aceh Aryos Nivada, penyebab terjadi perbedaan hasil survey dengan hasil Pilkada karena masih banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan proses Pilkada dan kerap terjadi intiminasi terhadap pemilih.
"Hampir 90 persen kandidat yang punya elektabilitas tinggi dalam survey, menang dalam Pemilu dan Pilkada, karena ada faktor keterlibat penyelenggara pemilu dalam proses pelaksaan, sehingga bisa berubah, ini terjadi setiap Pilkada di Aceh, maka di Aceh menang hasil survey belum tentu menang dalam Pilkada," kata Aryos Nivada saat dihubungi mediaaceh.co, Selasa 15 Maret 2016.
Celah kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara kata Aryos, merekayasa Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan suara hasil pemilihan.
Selain itu kata peneliti Jaringan Survey Inisiatif (JSI), pelaksanaan Pilkada di Aceh juga masih ditemukan money politik dan bentuk mobilisasi massa yang cukup besar.
"Ini kemudian yang mengubah hasil survey dengan hasil sebenarnya," kata Aryos. []
Discussion about this post