Selasa, Mei 13, 2025
MEDIAACEH.CO
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom
No Result
View All Result
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom
No Result
View All Result
MEDIAACEH.CO

[Cerbung] Sang Kombatan (78)

by Redaksi
8 Maret 2016
in Tak Berkategori
Reading Time: 3 mins read
FacebookTwitterWhatsppLine

HAMPIR satu bulan aku berada di Krueng Mane, komunikasiku dengan para petinggi GAM di Pase kembali tersambung.

Seperti dugaanku, mereka tidak menerima sambungan telepon saat aku hubungi karena nomor tersebut tak terdaftar di handphone mereka.

Dalam GAM, kehati-hatian serta ketelitian sangatlah penting. Kecerobohan biasanya akan berakhir dengan kehilangan nyawa.

Berkat bantuan Geuchik Rasyidin dan Umar Arab, aku kembali terhubung dengan pasukan Pase.

"Kenapa tak menggunakan nomor sebelumnya?" ujar Apa Syam kepadaku saat menghubunginya.

"Nomor sebelumnya disadap Apa. Nomorku pernah kupakai untuk berkomunikasi dengan penghubung di luar negeri. Nomorku juga pernah kupakai untuk menghubungi petinggi di Swedia," ujarku.

Apa yang kukatakan memang benar adanya. Sebelum darurat militer diterapkan, nomor handphone milik Bang Yan atau Sofyan Dawood, memang pernah diblokir atas perintah Pangkoops Bambang Darmono.

Saat itu tugas Bang Yan berkomunikasi dengan pimpinan dan penghubung di luar negeri untuk sementara waktu dialihkan kepadaku.

Hal inilah yang mungkin menyebabkan nomor handphone yang satunya lagi disadap.

"Oke, Pakwa. Aku akan mencari jalan agar kamu bisa segera bergabung. Namun hingga keadaan benar benar aman, kamu bertahan dulu di Krueng Mane," ujar Apa Syam.

Pembicaraanku dengan Apa Syam membuatku lebih tenang. Namun hingga dua pekan kemudian, sosok itu tak juga memberi kabar.

Aku akhirnya memutuskan untuk tetap kembali ke pasukan. Berdasarkan informasi yang kuperoleh dari penghubung, pasukan D1 Pase beberapa hari terakhir sering terlihat di kawasan Ujong Pacu.

Aku kemudian meminta Papi dan Hamdani untuk mengantarku ke sana.

Dengan menggunakan mobil kijang milik Papi, kami kemudian mengarah ke Ujong Pacu.

Papi menyetir dan Hamdani duduk di sisi kirinya. Sedangkan aku memilih duduk di belakang sopir.

Arus kendaraan dari Krueng Mane menuju simpang empat Krueng Geukuh relatif sepi. Hanya satu dua mobil penumpang yang lewat.

Dari Krueng Geukuh, kami kemudian menuju Ujong Pacu.

Jarak antara Ujong Pacu dengan Krueng Mane hanya ditempuh dalam waktu puluhan menit.

Sekitar dua kilometer sebelum tiba di Ujong Pacu, laju mobil yang kami tumpangi melamban. Aku juga sempat menghentikan pengendara RBT untuk menanyakan kondisi di daerah itu.

"Sejauh saya lewati tadi aman. Tidak ada TNI," kata pria pengendara RBT tadi.

Aku menarik nafas lega. Penjelasan tukang RBT tadi membuatku lebih tenang karena tak ada hambatan untuk menuju ke lokasi pasukan Apa Syam.

Namun baru beberapa meter kami memasuki Ujong Pacu, belasan pria memakai baju loreng menghentikan laju mobil kami.

Wajah Papi pucat. Demikian juga dengan aku.

Aku menghitung jumlah TNI yang berada di sana. Setidaknya ada belasan TNI di depan mobil kami. Kemudian dari arah semak-semak juga terhitung lebih dari dua puluh orang.

"Mati aku," gumamku dalam hati.

"Hey. Kalian menepi, menepi dulu," ujar seorang TNI. Dia masih muda tapi perawakannya terlihat sangat.

"Turunkan kaca. Turunkan kaca," teriak seorang TNI lainnya dari arah kanan. Dia memukul kaca kuat kuat.

Papi terlihat panik. Dalam sekejap sejumlah personil TNI mulai mengitari mobil kami.

Hamdani memberi isyarat agar aku dan Papi tak panik. Sedangkan aku mulai meraba pistol FN milikku yang kuselipkan di pinggang.

"Mungkin ini hari terakhirku bersama kalian," ujarku pada Hamdani dan Papi. Perkataanku ini membuat Papi kian pucat.

"Ya Tuhan. Kalau aku memang tak berguna lagi bagi perjuangan ini, aku iklas mati disini. Tapi kalau aku masih berguna, tolong selamatkanlah," gumamku dalam hati. [Bersambung]

Cerita bersambung ini karya Musa AM

Baca Juga :

[Cerbung] Sang Kombatan (77)

Previous Post

Begini Penularan Polio dan Gejalanya

Next Post

Pengamatan Gerhana di Aceh Digelar di Gedung Tsunami

JanganLewatkan!

Teken MoU, 4 Pulau di Singkil Masuk Wilayah Aceh

Hati-Hati! Marak Penipuan Bantuan Modal Usaha Mengatasnamakan Istri Gubernur Aceh

by Redaksi
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Banda Aceh - Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Aceh, Akkar Arafat, mengatakan, saat ini beredar penipuan yang mengatasnamakan istri...

Buka FKIJK Aceh Run 2025, Ini Pesan Wagub Fadhlullah

Buka FKIJK Aceh Run 2025, Ini Pesan Wagub Fadhlullah

by Redaksi
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, secara resmi membuka ajang FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di...

Senggol Ayla, Fortuner Tabrak Pemotor Hingga Meninggal Dunia di Lampoh Saka

Senggol Ayla, Fortuner Tabrak Pemotor Hingga Meninggal Dunia di Lampoh Saka

by Muhammad Isa
11 Mei 2025
0

MEDIAACEH.CO, Pidie - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Lintas Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Dayah Bubue, Lampoh Saka,...

Next Post

Pengamatan Gerhana di Aceh Digelar di Gedung Tsunami

Pengadilan Buka Segel Penyitaan Kantor Bank Aceh

Discussion about this post

  • Home
  • Iklan
  • Karir
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2021 MEDIAACEH.CO

No Result
View All Result
  • News
  • Headline
  • Sports
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
  • Health
  • Hiburan
  • Kolom

© 2021 MEDIAACEH.CO