Angin sepoi-sepoi dan suara dentuman air pada bebatuan besar di sungai Air Gadang menambah kesan bagi pengunjung. Pepohonan tinggi dan suara kicauan burung masih terdengar di area pemandian itu.
Sepanjang jalan, deburan ombak terdengar jelas, sementara angin sepoi-sepoi berhembus menyejukkan badan. Adalah Aceh Selatan, salah satu kabupaten di Aceh yang kaya akan keindahan alam. Aceh Selatan juga menjadi jalur menuju Subulussalam, Aceh Singkil, maupun Sumatera Utara.
Pegunungan yang masih asri dan lautan yang terbentang luas di kiri-kanan jalan akan menemani perjalanan Anda saat melewati kawasan Aceh Selatan.
Tidak heran jika ada banyak objek wisata alam di daerah penghasil pala tersebut. Objek wisata yang paling terkenal di kawasan tersebut adalah Tapak Tuan Tapa.
Di balik itu semua, Aceh Selatan juga menyimpan sejuta keindahan alam lainnya yang telah menjelma menjadi objek wisata.
Namun kali ini, kita hanya akan membahas tentang Panjupian. Salah satu pemandian terkenal di daerah penghasil pala itu.
Tidak sulit untuk menemukan lokasi wisata ini, jaraknya hanya 7 kilometer dari Ibu Kota Aceh Selatan, Tapaktuan. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke area pemandian itu dari Kota Tapaktuan.
Panjupian merupakan area pemandian yang terletak di kaki gunung Batang Sagu, tepatnya di Kecamatan Tapaktuan.
Di pemandian Panjupian, terdapat sebuah sungai yang dialiri air yang bersumber dari celah bebatuan yang terletak di kaki gunung Batang Sagu. Sungai tersebut dinamakan sungai Air Gadang.
Para pengunjung bisa melihat sendiri mata air tersebut, karena masih terletak dalam kawasan pemandian.
Mata air yang terletak di kaki gunung Batang Sagu itu tidak henti-hentinya mengeluarkan butiran air yang biasa dimanfaatkan oleh warga untuk mandi, minum dan bertani.
Konon, menurut warga setempat, pemandian Panjupian dipercaya sebagai tempat pemandian anak Putroe Ijo, namun hal itu hanyalah sebuah legenda yang telah menyebar dari mulut ke mulut.
Angin sepoi-sepoi dan suara dentuman air pada bebatuan besar di sungai Air Gadang menambah kesan bagi pengunjung. Pepohonan tinggi dan suara kicauan burung masih terdengar di area pemandian itu.
Menandakan, kelestarian alam di Panjupian masih tetap terjaga, walaupun sudah dijadikan objek wisata.
Tak heran, dengan keindahan alam itu, menjadikan Panjupian sebagai salah satu sebuah objek wisata di Aceh Selatan yang menjadi rekomendasi bagi keluarga.
Di hari libur, area pemandian Panjupian tidak sepi-sepinya dikunjungi pengunjung.
Edi, salah seorang warga setempat mengatakan, pada hari libur, kunjungan ke Panjupian mencapai ratusan orang.
Setiap warga yang berkunjung ke Panjupian akan dikenakan biaya sebesar Rp 2000 untuk kendaraan bermotor dan Rp 5000 bagi pengendara roda empat.
Di area pemandian tersebut, para pengunjung akan disuguhi panorama alam pegunungan dan sebuah sungai mengalir deras yang dipenuhi batu-batu besar.
Sungai biasa dimanfaatkan untuk mandi oleh pengunjung dengan berbagai jenjang usia, karena kedalaman sungai hanya setinggi betis orang dewasa.
Selain itu di area pemandian Panjupian juga telah tersedia sejumlah kolam renang yang kedalamannya telah disesuaikan untuk pengunjung berbagai umur.
Bagi wisatawan yang ingin beristirahat sembari menikmati kuliner yang dijajakan di objek wisata itu bisa memanfaatkan pondok-pondok yang disediakan di dalam area wisata.
Bukan hanya itu, pengunjung juga bisa melakukan berbagai aktivitas di kawasan itu seperti membakar ikan dan memasak.
Nah bagi Anda yang berkunjung ke Aceh Selatan, jangan lupa berkunjung ke Panjupian, dijamin, keindahan alam di Panjupian akan menjadikan Anda lebih tenang.[] (Advertorial)
Tulisan ini merupakan hasil kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dengan mediaaceh.co
Discussion about this post