MEDIAACEH.CO, Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin diramal akan menghadapi “kudeta”. Hal ini diutarakan pakar strategi perang Inggris, Harry Kazianis, sebagaimana dimuat media, Express.
Kudeta akan dilakukan terkait pengambilalihan senjata nuklir oleh militer. Pasalnya Putin tak kunjung memenangkan perang di Ukraina.
“Putin benar-benar berada dalam situasi eksistensial di mana dia harus mencoba memenangkan perang ini dalam 60 hari ke depan,” ujarnya dikutip Selasa 30 Agustus 2022.
“Jika dia tidak bisa melakukan itu, saya benar-benar berpikir dia dalam masalah.”
Disebutkannya, Rusia terus mengalami kerugian di Ukraina. Ini dikatakannya sebagai hal yang dianggap memalukan.
Menurut perkiraan dari Kementerian Pertahanan Ukraina, sebanyak 44.000 tentara Rusia telah tewas dalam pertempuran sejauh ini. Kyiv juga mengklaim telah menghancurkan sebanyak 1.800 tank Rusia.
“Saya pikir mungkin saja jenderal Rusia atau politisi Rusia yang dekat dengan para jenderal, dapat mencoba mengambil tindakan sendiri,” tegasnya.
“Dan saat itulah menjadi sangat berbahaya, mengingat Rusia memiliki senjata nuklir paling banyak di planet ini. Jadi, betapa berbahayanya situasi ini. Sejujurnya, ini jauh lebih besar dari Ukraina,” jelasnya lagi.
Dari segi persenjataan nuklir, Rusia memang memiliki sekitar 5.977 senjata nuklir. Semuanya dapat diluncurkan dari rudal, kapal selam, dan pesawat.
Pada tahun 2021, Rusia menghabiskan sekitar US$ 8,6 miliar atau setara Rp 128 triliun. Ini untuk membangun dan memelihara kekuatan nuklirnya.
Kremlin sendiri belum mengonfirmasi pemberitaan ini. Namun biasanya mengaitkannya dengan propaganda media Barat.
Sementara itu, memasuki bulan keenam serangan Rusia ke Ukraina, Moskow dikabarkan sedang berusaha untuk memasukan pasukan tambahan ke negara itu. Pasukan yang diterjunkan ini berasal dari Korps Pasukan Angkatan Darat Ketiga.
Ukraina sendiri telah mengumumkan serangan balik ke Rusia. Tujuan utamanya adalah merebut kembali sejumlah wilayah di selatan yang saat ini diduduki oleh pasukan Rusia, di antaranya kota Kherson.
“Angkatan bersenjata Ukraina telah melancarkan serangan mereka di beberapa daerah di selatan,” tegas Kepala Pemerintahan Regional, Yaroslav Yanushevych, di aplikasi Telegram, dikutip AFP.
“Kami meminta penduduk Kherson untuk mengikuti instruksi keselamatan, tetap dekat dengan tempat perlindungan dan jauh dari posisi Rusia,” tambahnya.
Sementara itu, media Ukraina mengutip juru bicara komando tentara selatan Natalia Gumeniuk yang mengatakan pasukan Kyiv menyerang garis depan dari “berbagai arah”. Di media sosial Facebook, kelompok militer Ukraina “Kakhova” mengatakan telah melihat “mundurnya” pejuang separatis pro-Rusia dari posisi mereka di wilayah tersebut.[] Sumber: CNBC Indonesia
Discussion about this post