MEDIAACEH.CO, Bireuen – Menanggapi sejumlah persoalan yang disampaikan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, Presiden Joko Widodo mengatakan, membutuhkan waktu untuk menjawab sejumlah persoalan butiran perjanjian Helsinki yang disampaikan Plt Gubernur dan sejumlah tokoh Aceh lain yang menjumpainya.
“Beri waktu saya untuk menjawab, karena apapun akan didiskusikan dalam rapat-rapat terbatas yang selalu kita lakukan bersama menteri. Saya sudah paham terkait apa yang telah disampaikan,” kata Jokowi.
Terkait Dana Otonomi Khusus, Presiden meminta agar semua pemangku kepentingan di Aceh dapat mengelola anggaran tersebut dengan baik dan tepat sasaran. Ia yakin, jika anggaran tersebut dapat dikelola dengan baik, maka sejumlah persoalan ekonomi di Aceh dapat diselesaikan.
“Jadi saya titip kepada Gubernur dan bupati wali kota agar penggunaan APBD harus fokus dan tepat sasaran. Dan saya sampaikan, angka kemiskinan 14 persen itu besar, jadi selesaikan dulu masalah itu dengan desain program-program unggulan,” kata pria yang akrab disapa Jokowi itu.
Jokowi juga komitmen untuk terus melakukan pembangunan infrastruktur, khususnya di Aceh.
“Kemarin saya lihat progres pembangunan jalan tol, saya kaget kecepatannya luar biasa, baru 14 bulan dikerjakan sejak saya ground breaking. Dan soal pembebasan lahan sudah berjalan 90 persen lebih, ini tanda masyarakat Aceh sangat ingin infrastruktur segera selesai,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, infrastruktur mutlak dibutuhkan demi percepatan distribusi barang dan manusia. Menurutnya, pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini masih lamban dibandingkan dengan negara lain. Sehingga kecepatan mobilitas barang dari suatu daerah ke daerah lain pun terhambat.
“Sehingga kompetensi dan daya saing kita menjadi kalah. Sekarang antar negara berkompetensi dan siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Karena itu pengerjaan infrastruktur kita percepat,” ujar Presiden.
Berkaitan dengan investasi, kata Jokowi, semua negara sekarang berebut investasi. Karena semakin banyak arus modal yang masuk, Insya Allah dipastikan pertumbuhan ekonomi nya akan lebih baik.
Begitupun dengan Aceh, Jokowi berkomitmen untuk mendorong agar investasi dapat masuk ke daerah di ujung Sumatera itu. Saat ini pun, kata dia, ia juga akan membantu agar investasi UEA dapat mengalir ke Aceh.
“Saya sudah meminta pak menteri untuk menyiapkan tim agar segera berangkat bersama tim Pemerintah Aceh di awal bulan Maret untuk menjumpai langsung dengan Syekh Muhammad Bin Zaid (investor UEA),” tutur Jokowi.
Oleh sebab itu, kata Jokowi, melalui momentum Kenduri Kebangsaan itu ia mengajak semua pihak mulai dari masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk berkolaborasi menyelesaikan persoalan dan tantangan yang ada di Aceh.
“Kalau ada persoalan yang kecil jangan dibesar-besarkan, kalau ada yang bisa disederhanakan segera dilaksanakan dan jika masalah besar mari kita duduk selesaikan bersama,” kata Presiden.
Kenduri Kebangsaan yang digagas oleh Yayasan Sukma Bangsa bersama Forbes DPR DPD RI itu bertujuan untuk membangun kembali semangat ke-Acehan, ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.
Kedua, ingin mempersatukan seluruh elemen masyarakat Aceh, dan ketiga meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keacehan sebagai suatu warna dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga.
Discussion about this post