MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kapolda Aceh Irjen Pol Drs Wahyu Widada, M Phil menerima kunjungan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry Banda Aceh Dr Saifullah, M Ag yang didampingi oleh Ketua Lembaga Kajian dan Bantuan Hukum (LKHB) Tendikindo Amsori SH MH MM.
Pertemuan tersebut berlangsung di ruang kerja Kapolda Aceh, Rabu 19 Februari 2020.
Kedatangan Ketua LKBH Tendikindo dan Warek III UIN Ar-Raniry dalam rangka silaturahmi dengan Kapolda Aceh yang baru saja melakukan serah terima jabatan menggantikan Irjen Pol Rio S Djambak yang telah dipromosikan sebagai Kepala Sekolah Pimpinan (Kasespim) Lemdiklat Polri.
Selain itu, silaturahmi tersebut bertujuan dalam rangka membangun komunikasi dan sinergitas untuk sama-sama berkontribusi dalam mendukung pembangunan nasional dan daerah untuk menjaga Kamtibmas di Bumi Serambi Mekkah.
Kapolda Aceh mengajak semua komponen perguruan tinggi serta masyarakat dan anak bangsa agar ikut mewaspadai segala macam upaya untuk menciptakan ketidaktenangan di tengah-tengah masyarakat seperti kriminalisasi, termasuk berbagai fitnah dan ujaran kebencian. Apalagi untuk mereduksi ajaran agama yang dianggap sebagai sumber kekerasan padahal jauh dari bukti ilmiah.
“Saya berharap kepada perguruan tinggi agama, terkhusus UIN Ar-Raniry serta mengajak seluruh masyarakat Aceh agar dapat memiliki kesepahaman bersama dan langkah strategis ke depan dalam pencegahan gerakan radikalisme,” kata Kapolda Aceh.
Kapolda Aceh juga berharap mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mencegah radikalisme. Yang tidak kurang kalah penting adalah revitalisasi organisasi kemahasiswaan intra maupun ekstra kampus yang harus selalu mengacu pada statuta perguruan tinggi, karena organisasi kemahasiswaan di kampus memegang peranan penting untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme melalui pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang komprehensif dan kaya makna.
Pada kesempatan tersebut Saifullah, mengatakan, perguruan tinggi atau lingkungan kampus bagaikan kawah candradimuka bagi civitas akademika yang menghuninya. Sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, kampus adalah lingkungan belajar yang sangat strategis bagi mereka terlebih bagi kelompok mahasiswa yang menggantungkan harapan, impian dan cita-cita serta masa depannya.
Di samping peluang, kata Saifullah, ternyata banyak tantangan bahkan masalah yang dihadapi, dari situasi politik nasional, ekonomi, budaya, sosial, agama hingga problematika individu. Salah satu problem terkini yang menjadi ancaman serius kelompok mahasiswa adalah bahaya laten radikalisme atau terorisme.
“Pencegahan paham radikalisme berbasis agama itu harus dimulai dari pembentukan pola pikir yang itu bisa diawali melalui dunia pendidikan Islam, khususnya perguruan tinggi Islam di bawah kementerian agama, kenapa? Karna pencegahan paham radikalisme paling tepat adalah melalui pola kerjasama Polisi dengan Perguruan Tinggi Islam dan UIN Ar-Raniry sangat terbuka untuk hal itu,” ujarnya.
Sementara Amsori berharap penegakan hukum di Aceh akan lebih baik dan transparan di bawah komando Kapolda Aceh yang baru.
“Dengan kepemimpinan pak Wahyu dapat membawa kemaslahatan yang baru dan memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat Aceh.”
Selain itu Amsori juga berharap agar Kapolda Aceh yang baru ini dapat membuka ruang partisipasi publik berupa dialog dengan masyarakat, khususnya transparansi dalam penanganan kasus terkait dengan perlindungan guru di Aceh.
Discussion about this post