MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Virus corona (2019-nCoV) telah menyebar di Asia dan beberapa negara di dunia. Sejauh ini China mengkonfirmasi sebanyak 82 kematian dan lebih dari 2.700 kasus infeksi.
Jumlah ini terus bertambah. Yang terbaru, Jerman melaporkan kasus virus corona pertamanya hari ini, Selasa (28/1). Kasus demi kasus membuat para ilmuwan di seluruh dunia memperkirakan seberapa cepat penyebaran virus.
Setelah pertemuan darurat merespons wabah virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis bahwa R0 atau R-naught dimulai dari 1,4 hingga 2,5.
RO adalah angka yang menunjukkan seberapa banyak orang yang tertular virus corona dari satu orang yang sudah terinfeksi terlebih dahulu. Jika RO lebih tinggi dari 1 berarti diperlukan penanggulangan seperti karantina untuk mencegah penyebaran patogen.
“Sekarang (wabah virus corona) berada dalam kisaran epidemi. Hal ini mengindikasikan sebuah masalah kesehatan masyarakat,” ujar ahli epidemiologi University of Edinburgh, Inggris, Mark Woolhouse, mengutip Nature.
Estimasi ini mirip dengan severe acute respiratory syndrome (SARS) pada 2002-2003 lalu. Saat itu, estimasi SARS lebih tinggi daripada MERS.
Akan tetapi, ilmuwan mengingatkan estimasi ini muncul dari sejumlah ketidakpastian akibat perbedaan data dan asumsi yang digunakan. R0 pun bisa berubah dilihat dari variasi lokasi.
Selain itu, pertanyaan lain muncul ke permukaan. Pertanyaan itu berupa apakah orang yang terinfeksi dan belum menimbulkan gejala dapat menularkan penyakitnya pada orang lain.
Sebuah penelitian pada sekelompok pasien yang terinfeksi di Shenzhen menemukan adanya seorang anak yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala apa pun. Jika kasus ini terjadi, maka pencegahan akan menjadi lebih sulit.
Di sisi lain, untuk mencegah dan menghentikan penyebaran virus corona, sejumlah negara telah merilis travel advisory (anjuran perjalanan). Di China sendiri, otoritas kesehatan setempat ‘mengunci’ Wuhan. Transportasi umum ditutup, bandara ditutup, bahkan penggunaan kendaraan pribadi dilarang dan layanan imigrasi ditangguhkan.
Mengutip dari New Scientist, Pemerintah China juga memperpanjang libur Tahun Baru China. Libur yang seharusnya berakhir di 30 Januari 2020, diperpanjang hingga 2 Februari 2020. Sekolah dan universitas ditutup hingga menunggu pengumuman lanjutan.[] (Sumber: CNNIndonesia.com)
Discussion about this post