MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry menyelenggarakan diskusi publik dengan mengangkat tema ‘Kabinet Baru dan Peran Pemuda dalam Pembangunan’, yang berlangsung di aula kampus setempat, Sabtu 26 Oktober 2019.
Diskusi ini terselenggara atas kerjasama Fakultas Adab dan Humaniora denga HMI cabang Banda Aceh. Pemateri pada kegiatan tersebut diisi oleh Muhammad Taufik Abda dan Asadi Al Yusufi, serta dipandu oleh moderator Ichsan Maulana.
Peran muda dan refleksi hari Sumpah Pemuda merupakan bagian awal yang diulas. Menurut pemateri, ada banyak sekali tantangan baru yang akan dihadapi di era industri 4.0. Karena itu, pemuda dituntut untuk lebih kreatif, tak lelah berproses serta siap mengeksekusi setiap kesempatan yang ada.
“Pemuda sekarang itu harus kreatif. Berani mendobrak dengan menciptakan hal-hal baru. Tetapi jangan lupakan satu, ibadah,” jelas Asadi.
Ia turut menyoroti salah satu problem yang akhir-akhir ini masif terjadi dimana saja, tanpa terkecuali Aceh, yaitu generasi yang larut dengan game. Menurutnya, bermain game harus disesuaikan waktu dan memiliki kontrol terhadap intensitasnya.
“Para dosen sering mengeluh, banyak sekali mahasiwa yang masuk kelas tapi tidak on (tidak konek). Salah satu penyebabnya karena bermain game misal di warkop dari magrib hingga subuh. Kurang istirahat,” bebernya.
Sementara itu, Muhammad Taufik Abda mengingatkan generasi Aceh agar tidak terjebak dengan framing istilah industri 4.0. Yang harus diingat adalah apa esensi dari pada manusia. Lebih jauh, Taufik mengatakan bahwa Aceh memiliki salah satu falsafah (local wisdom) yang populer dinyanyikan dalam lagu salah seorang seniman Aceh.
“Jangan terlalu terjebak dengan istilah industri 4.0, itu marketing dari pada istilah yang dipopulerkan pakar. Pemuda Aceh musti juga ingat pada falsafah; beumalem, beukaya, beumeutuah, beumebahgia,” papar Taufik Abda.
Di lain sisi, menyangkut susunan Kabinet Indonesia Maju dan terdapat di dalamnya menteri dengan usia muda, seperti Nadiem Makarim, ia melihat sesuatu yang positif. “Setiap zaman memiliki tantangan tersendiri, dan orang yang dipilih (menteri) sesuai kebutuhan zaman,” tuturnya.[]
Discussion about this post