MEDIAACEH.CO, Surabaya – Wakil Direktur 3 Indonesia, Danny Buldansyah memprediksi jika 5G belum komersial hingga 2020. Selain itu untuk penerapan jaringan ponsel untuk 5G di Indonesia masih belum terlihat potensinya. Pasalnya, perangkat ponsel 5G saat ini masih mahal.
“Kita lihat penetrasi device-nya itu sudah banyak belum, kalau masih sedikit percuma. Kita juga bekerjasama dengam vendor device untuk melihat roadmap device. Begitu harganya di bawah Rp1,5 juta, berarti sudah mulai masif. Tinggal menunggu pemerintah bilang 5G akan pakai spektrum yang mana,” kata Danny.
Dia juga melanjutkan jika yang menggunakannya sedikit, maka tidak efisien.
“Saat ini untuk masyarakat yang terlihat paling banyak digunakan untuk video streaming. Dengan layar seperti ini rasanya kecepatannya sudah cukup dengan 4G. Jadi kita beri 5G juga tidak akan berubah experience pelanggannya. Contoh, layar kecil ini jika kita beri high definition atau 4K sudah tidak ada bedanya,” kata Danny.
Meskipun demikian, dia mengatakan jika yang paling mungkin pengalaman pelanggannya berbeda dengan 5G, yakni untuk game.
“Game sekarang paling banyak itu online. Misalnya musuh kita adanya di Eropa, nah kalah mau nembak tapi latensinya tinggi itu keburu ke tembak duluan dengan device yang latensinya rendah (Eropa),” kata Danny.
Meskipun demikian, dia mengatakan ada beberapa bidang yang lebih potensial dan cepat menyerap pasar 5G yakni industri, pendidikan, dan mobil otomasi.
Danny mengatakan, untuk harga 5G nantinya belum tentu menjadi murah, pasalnya jaringan 5G lebih cepat 10 kali dari 4G. Namun harga bisa turun dalam beberapa aspek.
“Harga bisa murah atau mahal dilihat dari value-nya (nilainya) yang di-generate oleh layanan kami. Harga ditentukan bukan dari ongkos mem-provide data, akan tetapi dilihat dari demand market dan kompetisinya. Jika kompetisinya kencang, maka harga turun. Namun, jika relatif stabil dan demand tinggi harga naik,” jelas Danny.
Namun, Danny tidak menampik jika teknologi semakin canggih nantinya akan lebih murah seperti pada jaringan 4G.
“Kenapa harga 4G bisa lebih murah. Bukan karena teknologinya lebih canggih. Kan seharusnya teknologi lebih canggih harga mahal, tapi ini kebalikannya kalau di industri telekomunikasi. Samalah dengan komputer juga seperti itu, semakin kecil akhirnya semakin murah. Pada 20 tahun lalu harga 30 juta, sekarang ada yang 2 juta. Di Indonesia harga data murah karena operatornya penuh kompetisi, walau sekarang relatif perang harga yang agak kurang sehat. Akan tetapi kita beruntung ada teknologi 4G karena ongkos data 4G lebih murah,” kata dia.[] (Okezone.com)
Discussion about this post