MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Dinas Pendidikan Dayah Aceh bekerjasama dengan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala mengadakan Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi santri di Dayah Inshafuddin, Banda Aceh, Selasa 9 April 2019.
Dekan Fakultas Keperawatan Unsyiah, Dr. Hajjul Kami, S.Kp, M.Kep dalam sambutannya mengatakan, pentingnya pelatihan ini sebagai upaya penanganan langsung bagi para santri jika terjadinya kecelakaan. Pasalnya, umumnya masih banyak masyarakat yang masih jadi penonton ketika terjadinya musibah kecelakaan.
“Jika ada kecelakaan, paling banyak yang jadi penonton, bukan penolong. Ini dikarenakan mereka juga belum paham dan tidak cakap dalam memberikan pertolongan pertama bagi korban,” kata Dekan Fakultas Keperawatan Unsyiah, Dr Hajjul Kamil.
Menurutnya, santri dayah merupakan salah satu pelopor penting dalam mengkampanyekan metode pertolongan pertama (first aider) untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Selain itu, para santri juga harus mampu mencegah terjadinya cedera lebih lanjut jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
“Oleh karena itu, Tim Santri Dayah First Aider (SADAR) yang difasilitasi Dinas Pendidikan Dayah Aceh turut berperan aktif mensosialisasikan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
Harapannya santri mampu menjadi penolong pertama (first aider) temannya yang menderita kecelakaan atau sakit sebelum mendapatkan penanganan pada fasilitas kesehatan,” ujar Hajjul Kamil.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El madny dalam sambutannya mengatakan, pelatihan P3K merupakan bagian dari Unit Kesehatan Dayah bagi para santri. Tujuannya adalah bagaimana setiap santri mempunyai pemahaman dan ketrampilan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan dalam lingkungan dayah.
“Tujuannya adalah betapa pentingnya jika para santri sudah memahami akan pertolongan pertama pada kecelakaan. Minimal mereka bisa memberikan pertolongan pertama jika terjadinya musibah yang datang secara tiba-tiba tanpa diprediksi,” kata Usamah El Madny.
Menurutnya, tujuan dibekali motode SADAR ini agar para santri mampu mengetahui dan juga menjelaskan konsep dasar pertolongan pertama pada kecelakaan. Hal ini juga dilakukan sesuai prosedur pertolongan pertama atau first aid, contohnya soal penggolongan tulang, penanganan luka hingga penanganan pertama pada keracunan.
Usamah juga berharap, kehadiran sistem ini dapat menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran para santri di saat pertolongan pertama. Di akhir kegiatan, para santri juga dilibatkan dalam simulasi pertolongan pertama saat bencana.
“Biasanya setiap kali ada cidera, para santri langsung dibawa ke puskesmas, padahal kejadian tersebut masih dapat ditangani dahulu. Ini akibat kurangnya sosialisasi tentang motode pertolongan pertama pada kecelakaan. Tujuannya agar dapat membentuk sistem organisasi layaknya Unit Kesehatan Siswa (UKS). Penting diingat bahwa pengetahuan dalam first aid sangat bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang disekitar kita,” ujar Usamah.
Discussion about this post