MEDIAACEH.CO, Langsa – Warga Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa mengeluhkan kurangnya alat tangkap para nelayan yang menyebabkan minimnya hasil tangkapan para nelayan di laut. Selain itu, warga setempat juga mengeluhkan nasib para nyak-nyak (ibu-ibu tua renta) sebagai pencari tiram yang masih menggunakan metode tradisional.
Hal itu disampaikan Elisyuddin, Tokoh Warga Gampong Kuala Langsa didampingi warga serta para tokoh adat dan gampong setempat saat menerima kunjungan silaturrahmi, Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Aceh 2 nomor urut 2, Tgk Muharuddin, Rabu 20 Februari 2019.
“Daerah kami ini merupakan daerah pesisir, dimana para warganya mayoritas adalah nelayan. Jika Tgk. Muhar lolos nantinya ke DPR-RI, harapan kami para warga dan pemuda Gampong Kuala Langsa, agar memperhatikan para nelayan yang kekurangan alat tangkap, khususnya para nyak-nyak petani tiram,” ujarnya.
Selain itu, Elisyuddin menambahkan, warga Kuala Langsa beharap Tgk. Muharuddin dapat memperjuangkan bantuan untuk renovasi masjid desa setempat. Pasalnya, kondisi masjid Gampong Kuala Langsa kondisinya sudah sangat ‘tua’ yang saat ini mulai sedikit direnovasi, namun belum rampung.
Menjawab harapan masyarakat itu, Mantan Ketua DPR Aceh ini mengatakan dirinya akan mencoba membahas persoalan tersebut di DPR Aceh dan mengupayakan ada alokasi anggaran dalam APBA 2019 perubahan nantinya.
“Saya tidak berjanji, namun apa yg disampaikan ini akan saya ingat dan upayakan agar dapat dialokasikan anggaran bantuan dari pemerintah,” jelas Tgk. Muhar.
Mengenai tangkapan nelayan minim, politisi Partai Aceh ini juga mengatakan dirinya sering mendapat laporan dari para nelayan, baik di kawasan Aceh Timur maupun Aceh Tamiang, terkait maraknya aktivitas pukat harimau dari boat asing.
“Ini yang sering dikeluhkan nelayan, sehingga menyebabkan hasil tangkapan mereka minim. Persoalan ini akan saya sampaikan ke pemerintah, baik gubernur maupun bupati/walikota agar adanya ketegasan mengatasi persoalan maraknya boat asing menggunakan pukat harimau di perairan Aceh,” ungkap Tgk. Muhar.
Mengenai para petani atau pencari tiram tradisonal, Tgk. Muhar menambahkan, di Banda Aceh telah diterapkan metode budidaya tiram dengan menggunakan ban atau bahan lainnya, sehingga para petani tiram tidak harus turun dan berendam di dalam air untuk mencari tiram.
“Hal ini coba kami bicarakan juga nantinya dengan harapan para SKPA terkait serta Wali Kota Langsa agar dapat terketuk hatinya memberikan perhatian bagi para pencari tiram tradisional dan nelayan di Langsa, serta diupayakan program budidaya tiram dengan teknologi modern, sehingga para petani tiram tidak harus turun dan berendam di dalam air sewaktu mencari tiram,” imbuhnya.
Warga Cek Mbon Harapkan Akses Jalan
Sebelumnya kemarin, Selasa sore (19/2/2019), Tgk. Muharuddin juga bersilaturrahmi dengan Warga Gampong Cek Mbon, Peureulak Kota, Aceh Timur.
Keuchiek Gampong Cek Mbon, M. Jamil, berharap Tgk. Muharuddin memperhatikan desa mereka dan dapat memperjuangkan akses jalan.
“Saat ini, dari total 13 kilometer ruas jalan ini di desa kami, hanya 1100 meter saja yang teraspal, sedangkan selebihnya tidak. Ini harapan kami kepada Tgk. Muhar agar dapat memperjuangkan bantuan akses jalan ke pemerintah,” harapnya.
Selain itu, warga Gampong Cek Mbon juga berharap Tgk, Muharuddin membantu renovasi masjid desa mereka yang harus dirombak akibat oerubahan arah kiblat.
Dalam kesempatan itu, Tgk. Muharuddin juga menyatakan dirinya tidak berani berjanji, namun akan memperjuangkan persoalan yang disampaikan warga Gampong Cek Mbon ke DPRA.
“Semoga dalam anggaran perubahan APBA 2019, dapat diperjuangkan nantinya pembangunan akses jalan di sini. Saya juga akan berkoordinasi dengan para Anggota DPRA dari Partai Aceh yang berasal dari Aceh Timur,” ungkapnya.[]
Discussion about this post