MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Lembaga Seuramoe Budaya bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Prodi SKI FAH UIN Ar-Raniry melaksanakan kegiatan diskusi publik di Ruang Rapat Dosen FAH UIN, Selasa 29 Januari 2019
Kegiatan yang bertema ‘Pembangunan Berbasis Kebutuhan Masyrakat’ menghadirkan dua narasumber utama yakni Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Dr Fauzi Ismail MSi dan Faisal Ridha SAg MM sebagai Tim Ahli DPR-RI.
Fauzi Ismail menyampaikan perihal tentang partisipasi masyarakat dan kampus dalam mendorong pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat.
“Fenomena yang terjadi di masyarakat Aceh tergolong unik, semakin banyak program pembangunan yang digalang oleh pemerintah terhadap Aceh, maka Aceh semakin hari semakin miskin. Hal ini terbukti dari pemaparan data oleh kepala Badan Pusat Statistik Aceh pada Januari tahun ini, sebanyak 15,68 % dari jumlah penduduk Aceh berada dibawah garis kemiskinan, sehingga Aceh termasuk daerah termiskin di Sumatera,” katanya.
Ia menambahkan, yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa masyarakat Aceh dinggap termiskin, tetapi masyarakat Aceh memiliki fasilitas yang luar biasa, apakah itu fasilitas rumah tangga maupun fasilitas kendaraan yang di miliki oleh setiap masyarakat di setiap rumah baik di kampung-kampung ataupun di perkotaan.
“Untuk itu, kita berharap pembanguna yang semestinya dibangun oleh pemerintah bukan hanya dari segi pembangunan fisik semata, sebagaimana yang sedang digembar-gembor oleh pemerintah hari ini. Kita berharap pembangunan yang di bangun adalah pembangun fisik dan mental, sebagaimana yang selalu dilakukan oleh kampus.”
Di kampus, kata Fauzi, dosen dan mahasiswa dituntut agar dapat membangun pembangunan dari segi mental dan pembangunan fisik melalui kurikulum yang diajarkan, melalui penelitian yang dilaksanakan oleh para dosen dan mahasiswa, begitu juga dengan pengabdian kepada masyarakat, UIN Ar-Raniry selalu berkomitmen melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat baik dari segi fisik maupun mental.
Sementara Faisal Ridha menyampaikan persoalan arah pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Menurut Faisal Ridha, pemerintah sudah menyediakan intrumen terhadap setiap pembangunan yang direncanakan. Lantas, apakah intrumen ini sudah dilaksanakan sedemikian rupa? tanya Faisal dihadapan peserta diskusi. Indonesia ini terlalu banyak konsep dan gagasasan terhadap pembangunan berbasis berkebutuhan kepada masyarakat.
“Sebagaimana yang kita kenal, pemerintah coba melaksanakan pembangunan melalui pendekatan tehnokratik, yakni pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan data dan hasil pengamatan terhadap kebutuhan masyarakat, baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik.”
Hal ini, kata Faisal, disebabkan karena setiap masyarakat memiliki profesi dan latar belakang yang berbeda di setiap daerah. Sehingga pembangun yang harus dilakukan adalah pembangunan yang berbasis kebutuhan masyarakat dengan melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di setiap daerah.
Ia menambahkan, pembangunan melalui pendekatan partisipatif yakni pembangunan melalui proses perencanaan melalui musyawarah yang dilakukan oleh eksekutif, legelatif dan bersama semua pelaku pembangunan yang nantinya akan dikembangkan bersama.
“Namun harus kita akui bersama, pemerintah sekarang berhasil membagun pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di setiap daerah yang ada di Indonesia, terkhusus di Aceh. Dan kita berharap, pembangunan-pembangunan yang sedang digarap terus berkelanjutan tanpa ada hambatan dan perlawanan dari masyarakat demi kemajuan bangsa ini,” ujarnya.
Discussion about this post