MEDIAACEH.CO, Aceh Timur – Pemerintah Aceh Timur kembali menegaskan, tokoh Aceh di Jakarta, tidak perlu khawatir dengan keberadaan Lembaga Wali Nanggroe (WN), apalagi harus takut dengan Malik Mahmud Alhaytar yang memimpin lembaga Wali Nanggroe.
“Kenapa harus takut dengan lembaga Wali Nanggroe, karena lembaga ini amanah dari MoU Helsinki yang sudah menjadi nota kesepahaman antara Goverment of Indonesia – Goverment of Aceh Merdeka,” kata Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul bin Syamaun (Linud), Senin 10 Desember 2018.
Menurutnya, munculnya ide membubarkan lembaga WN dianggap tidak terlepas dari rasa ketakutan yang tinggi sejumlah masyarakat Aceh di Jakarta terhadap lembaga tersebut, lebih-lebih jika Malik Mahmud Alhaytar kembali menjabat sebagai Wali Nanggroe diperiode kedua nantinya.
“Sebagaian masyarakat Aceh, mulai takut dengan keberadaan Wali Nanggroe di Aceh, padahal lembaga itu titah dari perjuangan GAM yang harus dihargai dan dihormati. Jadi, jika ada segelintir yang mengusulkan pembubaran lembaga WN, maka itu adalah pengkhianat masyarakat Aceh,” terang Syahrul.
Ketakutan segelintir orang terhadap Malik Mahmud Alhaytar, lanjut Wabup, dicontohkan seperti antek-antek Amerika yang takut dengan keberadaan Saddam Husein di Irak dan Muammar Khadafi di Libya.
“Kita khawatir, jika nantinya hasrat menumbangkan Malik Mahmud Alhaytar, terwujud, apakah daerah ini tetap damai atau sebaliknya menjadi ladang perang antar saudara seperti Irak atau Libya?,” tanya Wabup.
Oleh karenanya, masyarakat perlu diingatkan bahwa penyesalan selalu datangnya terlambat. Bahkan belakangan masyarakat Irak dan Libya mulai terasa dengan kehidupan yang tidak menentu dan negaranya hancur-hancuran.
“Hanya orang-orang diluar garis perjuangan yang menginginkan Aceh ini kembali berkonflik,” kata Wabup seraya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kedamaian, karena damai itu mahal harganya.
Discussion about this post