MEDIAACEH.CO, Jakarta – Siapa sangka kardus bekas bisa disulap jadi produk berharga jutaan rupiah. Yang diperlukan adalah kreativitas dan kerja keras.
Angger, Anggara, dan Arief tiga orang mahasiswa asal Institut Teknologi Surabaya (ITS) menjalankan usaha menguntungkan bermodalkan kardus bekas sejak akhir tahun 2013.
"Kalau konsep awalnya itu kita lihat kardus itu kan lebih banyak digunakan hanya untuk packaging barang. Kemudian kalau rusak ya sudah tinggal diloak atau dibuang atau dikiloin," papar Arief," salah seorang pemilik Dus Duk Duk kepada detikFinance, Sabtu (12/3/2016).
Saat ini Dus Duk Duk yang dijalankan oleh ketiga mahasiswa kreatif ini telah membuka home industry sendiri di Surabaya. Arief menambahkan, biasanya mereka menerima custom design dari para pemesan. Apa pun yang bisa dibuat dari kardus, mereka buat sekreatif dan seunik mungkin.
"Nah di kampus (ITS) kita itu kan di kelas desain ada mengenal material. Kita dikasih material kardus lalu disuruh eksplor ke berbagai macam bentuk barang jadi dan siap pakai. Dari situ kita mulai terinspirasi oh ternyata kardus bisa dibuat untuk macam-macam ya. Lalu kita bikin beberapa konsep lalu kita pamerkan di kampus. Kemudian ada ibu-ibu yang tanya. Kalau ibu-ibu yang tanya kan biasanya insting untuk penjualan atau semacam itu kan lebih tinggi," Anggara menambahkan.
Namun, saat ini Duk Duk Dus sudah mulai merambah bisnis ritel untuk kerajinan kardusnya. Beberapa produk yang diritel, seperti mainan anak-anak berbentuk binatang, pesawat, organ tubuh, dan tempat pensil. Mainan anak yang dikemas dengan simple itu dijual seharga Rp 150.000 per kemasan.
Arief menambahkan, meskipun belum mengekspor produknya, tapi mereka sudah beberapa kali kerja sama dengan beberapa art designer dan arsitektur dari luar negeri, yaitu Italia dan Belanda.
Italia yang sudah berlangganan memesan kepala rusa dan siluet berbahan kardus. Sementara, Belanda yang baru tahun lalu menjalin kerjasama untuk berkolaborasi dengan Dus Duk Duk. Arief menuturkan mereka meminta untuk dibuatkan produk dari kardus sesuai desain yang diminta.
Harganya pun lumayan, yaitu Rp 10 juta rupiah untuk produk instalasi seni yang dipajang sebagai kap lampu modula hotel di negara khas tulip tersebut.
Keunggulan dari konsep yang disajikan mereka adalah pengemasan yang mudah dan bisa bongkar pasang sendiri. Tentunya disisipkan petunjuk pemasangan di dalamnya. Tujuannya tak lain adalah untuk mempermudah proses pengiriman dan tidak memakan biaya banyak.
Harga termahal yang ditawarkan pun sesuai dengan bentuk produknya, mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 60 juta.Permintaan produk terbanyak biasanya berupa instalasi untuk mall, hotel, kantor, pameran, dan dekorasi lainnya.
Sampai saat ini, Dus Duk Duk sudah menjadi langganan souvenir dan merchandise untuk pengunjung Taman Nasional Baluran-Jawa Timur berbentuk jam dinding berbahan kardus. Jam dinding tersebut dihargai Rp 120.000 per buah.
Anggara mengaku, hingga saat ini di Jakarta sudah banyak yang memesan produknya. Namun, kendala lokasi home industry yang begitu jauh di Surabaya sedikit menggangu permintaan produk dari calon pembeli dari Jakarta.
Anggara melanjutkan, kardus- kardus sebagai bahan utamanya mereka peroleh dari pengempul di pabrik-pabrik yang ada di sekitar Surabaya.
"Bermula dari kardus-kardus bekas yang kita kumpulkan lalu kita potong dengan cutter sendiri. Namun, seiring dengan permintaan konsumen yang makin meningkat dan menuntut kualitas yang bagus dan lebih awet. Kami pun akhirnya lari ke pengepul dari pabrik langsung di satu desa di Mojokerto. Tetapi dari pengepul itu kualitasnya tidak stabil, ada yang bagus dan tidak bagus," paparnya. []
Sumber : Detik
Discussion about this post