MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Perayaan hari Nyepi oleh umat Hindu di Bali sudah dimulai sejak Rabu pagi 09 Maret 2016. Namun hal yang sama tidak terlihat di Banda Aceh.
Warga Banda Aceh pemeluk Hindu pada hari ini, Rabu, 9 Maret 2016 tidak merayakan nyepi. Amatan Mediaaceh.co, tidak ada prosesi maupun ritual keagamaan apapun yang dilaksanakan oleh umat Hindu tersebut. Hal ini terlihat di sekitar Kuil Palani Andawa, Kampung Keudah, Banda Aceh.
"Tahun ini kami tidak merayakan Nyepi disini karena sebelumnya kami juga tidak ada koordinasi dengan umat Hindu di Bali. Sebab dalam perayaan Nyepi itu masuk dalam kalender nasional Indonesia yang disebut perayaan nyepi, tapi kalau seperti saya ini Hindu Tamil disebut perayaan Depawali," kata Rada Khrisna, tokoh agama Hindu kota Banda Aceh kepada Mediaaceh.co saat ditemui di Kuil Palani Andawa, Gampong Keudah, Banda Aceh, Rabu, 9 Maret 2016.
Pria berusia 54 tahun ini mengatakan, prosesi perayaan Nyepi di Aceh tidak dilaksanakan karena mengingat jumlah warga Hindu di kota Banda Aceh masih sangat sedikit. Menurutnya, perayaan serta ritual-ritual keagamaan Hindu sebelumnya sudah pernah digelar, seperti ritual Pangguni Uthiram. Perayaan ini merupakan wujud dan terima kasih kepada Dewa Murugan agar umat manusia, terutama di Aceh bisa hidup dalam damai dan sejahtera.
"Ritual ini sudah kami bikin dua kali di Aceh, yaitu tahun 2013 dan 2014 bertepatan dengan bulan Pangguni jika dihitung dalam kalender umat Hindu yang jatuh pada April. Pada perayaan ini, kami akan berkeliling kota Banda Aceh atau kampung tanpa alas kaki sambil membawa Archa, rutenya dulu mulai dari Merduati, Kampung Jawa dan berakhir kembali ke Kuil Palani Andawa di Gampong Keudah," ujarnya lagi.
Sementara itu, Rada Khrisna yang lahir dan tinggal di Gampong Keudah serta fasih berbahasa Aceh ini juga mengaku tidak pernah merasa diskriminasi soal penerapan Syariat Islam di Aceh.
“Secara pribadi saya mendukung pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh, dalam artian pelaksanaan Syaria’t Islam benar-benar dilaksanakan dengan tepat sehingga efek dari pelaksanaan Syari’at Islam bisa memberikan keteduhan, perlindungan dan keamanan bagi umat non-Islam itu sendiri,“ ujar Radha.
Ia mengaku, saat ini jumlah umat Hindu di kota Banda Aceh ada sekitar 150 orang. Di kota Banda Aceh tersebut, hanya ada satu Kuil umat Hindu yang bernama Kuil Palani Andawa. Kuil yang terletak di Gampong Keudah ini dibangun pada tahun 1934 oleh buyutnya Rada Khrisna.
"Dilee kuil nyoe geupeuget le syik tu loen. Sebab dilee ramee that pendatang dari Hindu Tamil. Dari sinan keuh geubangun Kuil untuk kamoe seumbahyang ngon peukong silaturrahmi antar sesama umat Hindu,"ujarnya lagi. []
Discussion about this post