MEDIAACEH.CO, Kediri – Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, meminta fenomena gerhana matahari total (GMT) tak dikaitkan dengan mitos. Gerhana juga pernah terjadi saat putra Nabi Muhammad wafat dan tak dikaitkan dengan peristiwa tersebut.
Imbauan ini disampaikan KH Abdul Muid, pengasuh Lirboyo sekaligus Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kediri, dalam menyikapi kehebohan masyarakat menjelang terjadinya GMT. Ulama ini meminta masyarakat mengikuti tuntutan Nabi dengan melakukan ibadah dan doa saat gerhana berlangsung Rabu pagi.
“Gerhana fenomena alam biasa. Ketika zaman Nabi, ada gerhana bertepatan dengan wafatnya putra beliau,” kata Gus Muid, sapaan Abdul Muid, kepada Tempo, Selasa, 8 Maret 2016.
Masih menurut Gus Muid, Nabi tak mengaitkan peristiwa kematian putranya dengan gerhana matahari. Ini memberi pelajaran kepada umat Islam bahwa fenomena alam itu tak boleh dikaitkan dengan peristiwa apa pun, apalagi mitologi.
Sebab, sejak dulu hingga kini berkembang banyak kisah yang berkaitan dengan gerhana, dari mengunci pintu di dalam rumah, bersembunyi di kolong tempat tidur, hingga membunyikan lesung.
Untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap hal-hal tersebut, pengasuh Lirboyo memerintahkan semua santrinya menggelar salat gerhana di masjid lama pondok.
Selanjutnya mereka akan memanjatkan doa dan mendengarkan khotbah dari salah satu kiai sepuh pondok. “Lebih baik berdoa untuk keselamatan semua umat daripada sibuk mengarang cerita mistis,” ujar Gus Muid.[]
Sumber: Tempo
Discussion about this post