MEDIAACEH.CO, Manggarai – Komunitas sabuk hijau di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Guru Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal ( SM-3T) Unsyiah dan UNNES yang bertempat di Manggarai melakukan aksi tanam pohon di Kecamatan Cibal Barat. Acara ini berlangsung selama dua hari, yakni 05-06 Maret 2016.
Ketua Panitia, Hadi Kiroto mangatakan bahwa aksi penanaman pohon ini merupakan program dari komunitas sabuk hijau yang ada di Manggarai dan guru SM-3T ikut membantu dalam program ini. Sabuk hijau ke dua kali ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, kehidupan kita tidak terlepas dari alam, melalui acara ini setidaknya kita lebih menyatu dengan alam.
Kecamatan Cibal Barat merupakan salah satu Kabupaten di Manggarai yang sampai saat ini masih mengalami krisis air. Tidak ada air PDAM yang masuk, mereka hanya mengandalkan air sungai saja yang debitnya pun masih kurang. "Oleh karena itu lokasi ini kami pilih menjadi priotas untuk di tanam pohon, tahun depan kita usahakan untuk tanam di kecamatan lainnya" kata Hubertus Bogos, anggota komunitas sabuk hijau.
Sebanyak 650 pohon di tanam di lima lokasi yakni Lecem, Ponto, Karot, Paroki dan ngancar. Ada pohon ara, mahoni, gayam yang di tanam di sekitar tempat tinggal penduduk. "Harapannya pohon ini nanti akan membawa manfaat, sehingga menambah sumber mata air bagi penduduk ke depannya", kata Huber sekaligus Kepala Bidang PTK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO).
"Kita tanam pohon air, semoga nantinya akan menghasilkan banyak air juga", harap Ruber.
Tidak hanya guru SM-3T, masyarakat sekitar juga menyambut baik akan aksi ini, dan mereka juga ikut terlibat langsung.
Aksi penanaman ini juga diikuti oleh beberapa tokoh masyarakat, dan juga DPRK Manggarai, Yoakim Jehati. Sabuk hijau di buka langsung oleh Servatius Jahang Camat Cibal Barat di rumah gendang yang di sambut oleh petua adat setempat dan di tutup oleh Victor Madur, Wakil bupati Manggarai, Minggu (06/3/2016).
SM-3T merupakan program Kemenristek yang mengirim guru-guru muda ke daerah pelosok. Saat ini ada 32 orang SM-3T yang berasal dari Lembaga Penyelenggara Tenaga Keguruan (LPTK) Universitas Syiah Kuala, Aceh dan juga 28 guru SM-3T dari LPTK Universitas Negeri Semarang (UNNES). Hingga saat ini, telah mengabdi selama 6 bulan di Kabupaten Manggarai dan akan di pulangkan pada agustus nanti.
Discussion about this post