PULO Aceh adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Besar. Secara georgrafis, Pulo Aceh adalah kumpulan pulau paling barat Indonesia. Sebuah negeri yang kaya akan pemandangan alam yang menakjubkan.
Pulo Aceh, kecamatan kepualauan yang berpenduduk 5.031 jiwa tersebar di 17 desa. Empat desa di Pulau Nasi selebihnya di Pulau Breuh. Pulau paling barat Indonesia ini luas wilayahnya 2.834 hektar. Sarana transportasi ke sana hanya boat, dua jam perjalanan dari Banda Aceh.
Sebagai satu-satunya kecamatan kepulauan, tidak membuat keindahan alam Pulo Aceh sebanding dengan infrastruktur dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar.
Dengan memiliki tupografi perbukitan dan laut, kawasan Pulo Aceh dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata yang sangat menjanjikan. Namun, Polo Aceh tetaplah hanya sebuah pulau, keindahan yang tersajikan memang tidak akan berkembang jika luputnya perhatian dari pemerintah.
Pulo Aceh memang begitu indah, pandangan panorama pantai yang menawan dengan keanekaragaman hayati didalamnya. Namun, semua keindahan tersebut tertutupi, karena faktor ketertinggalan.
Kecamatan Pulo Aceh terdapat beberapa pulau besar dan kecil, dua diantaranya berpenghuni. Salah satunya adalah meulingge, desa paling ujung ini terletak di Pulau Breueh.
Meulingge, sebuah desa yang memiliki pantai yang indah dengan butiran pasir putih yang menawan seolah-olah bukan kawasan yang menjanjikan bagi aceh Besar. Padahal, jika mampu dikembangkan, kawasan ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang sangat berpotensi.
Namun, semua keindahan itu tertutupi dengan minimnya sarana dan prasarana. Petugas kesehatan sepetinya suatu hal yang jarang ditemukan di desa ini. Padahal, puskesmas pembantu sudah berdiri dengan gagah di desa ini.
Keberadaan tenaga medis juga sepertinya menjadi sebuah mimpi. Meulingge praktis kosong dari tenaga medis. Jikapun ada, hanya sebulan sekali itu hanya saat tim Posyandu turun ke desa.
Asnawi, salah seorang penduduk Desa Meulingge mengatakan, tenaga medis sudah hampir tiga bulan tidak berada di desa paling ujung pulau breueh tersebut. Padahal, keberadaan petugas medis sangat dibutuhkan dikawasan tersebut, mengingat jika ada yang sakit parah atau ada yang sedang melahirkan.
Asnawi bercerita, akibat ketiadaan tenaga medis tersebut, warga Desa Meulingge harus berobat ke Desa Lampuyang yang merupakan ibukota dari Kecamatan Pulo Aceh. Namun, jarak tempuh yang memakan waktu sejam lebih dan kondisi jalan tidakl bagus, warga harus mikir-mikir untuk sekedar berobat kesana.
“Jangankan dokter, bidan pun jadi. Asalkan petugas medis bersedia berada disini,” ujar Asnawi kepada wartawan mediaaceh.co awal Januari 2016 silam.
Dari segi pendidikan, Asnawi menceritakan, keberadaan sekolah dasar (SD) di Desa Meulingge juga tidak maksimal, terkesan seperti cilet-cilet. Namun, kondisinya sekrang sudah mulai membaik dari beberapa tahun silam.[]
Discussion about this post