MEDIAACEH.CO, Pidie – Koordinator Badan Pekerja Forum Anti-Korupsi dan Transparansi Anggaran, Indra P Keumala meyayangkan kondisi birokrasi pemerintahan Aceh saat ini.
Pasalnya, 44 warga yang memiliki luas lahan sekitar 69 hektar di kawasan yang kini diduduki gajah itu, selama ini menggantungkan sumber pendapatan keluarga dari hasil berkebun.
“Kinerja seperti ini sangat memalukan bagi pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf. Karena sudah sejak sebulan terakhir, warga pemilik kebun tidak lagi bisa menggarap. Itu artinya, perekonomian mereka terganggu. Maka sangat miris jika pemerintah Aceh tetap membiarkan tanpa upaya apapun,” ujarnya.
Indra menambahkan, berdasarkan pengamatannya pada saat mengunjungi lokasi kebun warga yang dirusak gajah di kawasan Gle Barat Gampong Pulo Baro Kecamatan Keumala beberapa waktu lalu, areal perkebunan warga tampak rusak dan hampir semua tanaman yang ada di dalamnya sudah tumbang akibat gajah. Tanama warga yang dirusak, antara lain, kakao (coklat), pinang, pisang dan nangka.
“Kerugian yang diderita warga sudah cukup besar. Jadi kalau terus dibiarkan maka bisa semakin mengancam sumber penghasilan mereka. Apalagi, berdasarkan informasi terakhir yang Saya terima, kawanan gajah berjumlah sekitar 26 ekor itu sudah mulai sering terlihat mendekati areal pemukiman penduduk,” ujarnya.
Selain mengatasi gangguan gajah liar, Indra juga berharap pemerintah Aceh membangun pos pemantau gajah di kawasan Gle Barat sebagai antisipasi agar gangguan gajah tidak lagi terulang.
“Harus ada solusi cepat. Di samping itu, pemerintah Aceh sebaiknya juga mempertimbangkan melakukan rehabilitasi terhadap kebun dan tanaman yang telah rusak melalui program berupa bantuan benih dan pupuk,” ujarnya lagi.
Discussion about this post