MEDIAACEH.CO, Menurut dokter, bahaya rokok terletak pada asap hasil pembakarannya. Lalu bagaimana dengan e-cigarette yang tidak berasap?
Penelitian terbaru dari Harvard University mengungkap, vaper atau penikmat rokok elektrik juga berisiko mengalami gangguan mematikan bernama bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai ‘popcorn lung’.
Kondisi ini terungkap setelah peneliti menemukan kandungan bahan kimia berbahaya yang ada pada rokok elektrik atau cairan isi ulangnya yang biasa disebut ‘e-juice’.
Bahan kimia yang dimaksud adalah diacetyl. Ketua tim peneliti Joseph Allen dan timnya menemukan bahan ini setelah mengamati 51 jenis rokok elektrik dan cairan nikotin yang dijual bebas di Amerika.
Mereka ingin mencari tahu seberapa banyak kadar diacetyl, acetoin dan 2,3-pentanedione yang terkandung dalam produk-produk tersebut. Dua bahan kimia lainnya juga dikenal luas dapat memicu risiko gangguan pernapasan di tempat kerja, seperti halnya diacetyl.
Pada 47 produk sedikitnya terdapat 1 dari 3 bahan kimia di atas. Diacetyl bahkan terdeteksi di atas ambang batas pada 39 produk. Sedangkan acetoin terdeteksi pada 46 produk dan dan 2,3-pentanedione pada 23 produk.
Tak tanggung-tanggung, peneliti menemukan, kadar diacetyl pada rokok elektrik mencapai 75 persen.
“Selama ini kekhawatiran kita pada rokok elektrik hanya terfokus pada nikotin, padahal ternyata selain nikotin, mereka juga mengandung bahan kimia pemicu kanker lain seperti formaldehyde dan diacetyl ini juga,” ungkap peneliti lain Dr David Christiani seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (11/12/2015).
Diacetyl sebenarnya aman dikonsumsi, dan biasa dipakai sebagai pengganti mentega untuk makanan seperti cupcake, permen kapas maupun popcorn. Namun US National Institute for Occupational Safety and Health menegaskan, bila dihirup dalam waktu lama, diacetyl akan memicu gangguan kesehatan.
Diacetyl diketahui sebagai satu-satunya penyebab bronchiolitis obliterans, yaitu peradangan dan penyempitan pembuluh udara kecil yang disebut bronchioles. Itulah mengapa kondisi ini lebih akrab disebut sebagai ‘popcorn lung’.
Bronchiolitis obliterans tidak dapat dikatakan sebagai kondisi sepele karena bila seseorang mengidap kondisi ini maka satu-satunya jalan keluar untuk mengatasinya adalah dengan transplantasi paru-paru. Peneliti pun merasa dibutuhkan aksi mendesak untuk menyebarluaskan temuan potensi ini agar diwaspadai para penikmat rokok elektrik.
Penelitian sebelumnya mengungkap pekerja di kedai kopi juga terpapar risiko serupa karena dalam proses roasting atau memasak biji kopi akan melepaskan senyawa yang sama, yaitu diacetyl.
sumber: detik.com
Discussion about this post