BIREUEN – Ombudsman Republik Indonesia (RI) menggelar pentas seni budaya Aceh di Kota Bireuen sejak 15-24 Oktober 2015, gunu meningkatkan respon masyarakat terhadap pendidikan dan budaya anti maladministrasi dan anti korupsi.
Koordinator Panitia Pelaksana, Bahrul Walidin mengatakan selain acara puncak malam pentas seni budaya yang diselenggarakan di halaman Meuligoe Bupati Bireuen, ada juga temu ramah bersama muspida dan SKPK lingkungan pemerintah Kabupaten Bireuen, serta konferensi pers yang dalam bentuk agenda coffe morning.
Selanjutnya, kuliah umum bagi empat ratus guru, kepala sekolah, pejabat dan PNS sejak Sabtu pagi mendatang. Kegiatan itu juga telah diawali dengan lomba menulis artikel dan lomba foto yang dibuka untuk umum mulai 15 Oktober lalu.
Dikatakannya, Even bertajuk “Bireuen Art and Culture 2015” yang diselenggarakan Ombudsman RI Perwakilan Aceh, merupakan salah satu bagian kegiatan Pendidikan dan Budaya Anti Maladministrasi dan Anti Korupsi di serambi Mekkah.
Guna meningkatkan respon publik, agar berani melapor kepada Ombudsman RI, apabila mengalami atau mengetahui tindak pelanggaran pelayanan masyarakat oleh aparatur pemerintahan, TNI, Polri maupun para penyelenggara negara lainnya serta BUMN. Sehingga, Ombudsman RI selaku salah satu lembaga negara dapat menindaklanjuti dan memproses laporan tersebut.
Bahrul Walidin juga mengatakan kegiatan ini merupakan program Ombudsman RI yang diimplemetasikan di Bireuen. Tujuannya, yaitu untuk membudayakan sikap anti maladministrasi dan anti korupsi di masyarakat Aceh. Disamping mensosialisasikan peran Ombudsman RI dalam peningkatan pelayanan publik di seluruh Indonesia.
Menurutnya, Pentas Seni Budaya tersebut sekaligus menyambut Visit Bireuen 2018, sebagai ajang promosi wisata melalui pertunjukan ragam kesenian tradisional dan penampilan kreatifitas para seniman Aceh.
Dia mengaku, selain agenda utama malam pentas budaya yang dikemas melalui “Bireuen Art and Culture 2015”, pihak penyelenggara dari Delta Multi Intermedia turut melaksanakan lomba menulis artikel bertema “Pelayanan Publik Dalam Bingkai Syariat Islam” dan lomba foto menggunakan Handphone dengan tema “Potret Pelayanan Publik di Aceh”.
Seluruh kegiatan lomba itu, terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat di Aceh. Khusus lomba menulis artikel, dibagi dalam dua kategori yakni pelajar/mahasiswa dan umum.
Dijelaskannya, puncak kegiatan sehari bersama Ombudsman RI ini, akan diawali dengan temu ramah dan coffe morning bersama Muspida Kabupaten Bireuen, pimpinan SKPK, legislatif serta insan pers. Untuk sharing dan hearing seputar pelayanan terbaik bagi masyarakat, dihadiri Muhammad Khoirul Anwar, Pimpinan Ombudsman RI Pusat, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Taqwaddin Husin beserta sejumlah pejabat dari lembaga negara tersebut.
“Kami mempersiapkan even Bireuen Art and Culture 2015 ini secara spektakuler. Menampilkan para seniman Aceh terpopuler, dengan kreatifitas menarik yang menghibur penonton. Diantaranya Grup Nasyid Salsabil, Grup Cagoek, Sanggar Seni Seurayeung, kolaborasi tarian pembuka dan silat Aceh serta sejumlah hiburan lainnya,” kata Bahrul.
Untuk menggencarkan sosialisasi Ombdusman RI, pihaknya juga membagi-bagi stiker bagi masyarakat dan pengendara jalan raya di lintasan Medan-Banda Aceh. Agar publik semakin memahami serta berani melapor indikasi penyimpangan pelayanan oleh aparatur, maupun lembaga negara lainnya yang memiliki kewajiban untuk melayani masyarakat.
Discussion about this post