MEDIAACEH.CO, Sabang – Perekonomian Aceh menunjukkan daya tahan yang kuat di tengah dinamika ekonomi nasional dan global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II 2025 tercatat positif sebesar 4,82 persen (yoy). Kinerja ini terutama ditopang sektor pertanian dan perdagangan yang tetap tangguh sepanjang periode tersebut.
Hal ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan dalam Forum Komunikasi Mitra Jurnalis Tahun 2025 di Sabang, Selasa 4 November 2025.
Menurut Hertha Bastiawan, Aceh menghadapi tekanan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan level nasional. Laju inflasi gabungan lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Aceh pada Oktober 2025 berada di level 4,46 persen (yoy), jauh di atas inflasi nasional sebesar 2,86 persen. Angka tersebut dipicu oleh kenaikan harga cabai merah akibat pasokan yang terbatas, serta lonjakan harga emas perhiasan seiring perkembangan harga global.
“Hal ini telah menjadi perhatian kita bersama, dan menegaskan pentingnya sinergi erat Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk terus menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat melalui Strategi 4K: ketersediaan pasokan; keterjangkauan harga; kelancaran distribusi; dan komunikasi efektif, termasuk kampanye belanja bijak kepada masyarakat.
Sementara itu, ekonomi digital Aceh mencatat perkembangan pesat. Antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan teknologi sistem pembayaran semakin meningkat. Hingga September 2025, jumlah pengguna QRIS di Aceh mencapai 698.113, dengan 230.036 merchant yang didominasi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Peningkatan partisipasi ini turut mendongkrak aktivitas transaksi. Volume transaksi QRIS di Aceh menembus 18,35 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp1,98 triliun sepanjang Januari – September 2025.
“Angka tersebut mencerminkan kesiapan Aceh memasuki era ekonomi digital yang inklusif dan efisien, sejalan dengan prinsip Cemumuah atau cepat, mudah, murah, aman, dan handal.”
Hertha Bastiawan menambahkan, peran media menjadi krusial dalam menjaga momentum optimisme ekonomi. Data-data ekonomi seperti pertumbuhan (Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi, dan transaksi digital disebut membutuhkan penyampaian narasi yang tepat agar mudah dipahami publik dan mendukung stabilitas ekonomi daerah.












Discussion about this post