MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS membuka peluang besar bagi Aceh untuk bangkit dan berkembang pesat di sektor ekonomi.
Letak strategis Aceh di bagian barat Nusantara menjadikannya sebagai gerbang utama lalu lintas perdagangan dan kebudayaan yang menghubungkan dunia Timur dan Barat, peran yang telah dijalankan sejak berabad-abad lalu.
BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, serta Uni Emirat Arab, adalah forum kerja sama negara-negara ekonomi berkembang terkemuka.
Keanggotaan Indonesia di BRICS diharapkan menjadi katalis untuk memaksimalkan potensi Aceh dalam perdagangan global.
Tokoh muda Aceh, Tgk. H. Muhammad Nur, M.Si, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Tabina Aceh, menyatakan keyakinannya terhadap kebangkitan ekonomi Aceh melalui pengoptimalan pelabuhan bebas Sabang.
“Aceh akan maju dan berkembang pesat melalui perdagangan internasional jika pelabuhan bebas Sabang difungsikan kembali. Letak strategis Aceh tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja, ini adalah peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Muhammad Nur menambahkan, pembangunan dan pembukaan konektivitas sektor transportasi laut, seperti pelabuhan bebas Sabang akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, nasional, dan internasional.
“Aceh memiliki sumber daya alam yang memadai untuk pembangunan masa depan. Dengan dibukanya kembali pelabuhan bebas Sabang, Selat Malaka dapat kembali menjadi jalur utama perdagangan dunia,” ujarnya.
Selat Malaka, sebagai salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, menghubungkan kawasan Asia Tenggara dengan India, Timur Tengah, China, hingga Eropa. Sabang, dengan posisinya yang strategis, memiliki potensi menjadi dermaga utama bagi kapal-kapal niaga maupun kapal pesiar yang melintasi jalur tersebut.
Dalam konteks ini, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2025-2030, Muzakir Manaf dan Fadhlullah (Mualem-Dek Fadh), diharapkan mampu mengambil langkah cepat untuk melobi pemerintah pusat yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Mualem-Dek Fadh memiliki visi untuk mengembalikan kejayaan Aceh dalam kancah perdagangan internasional,” tambah Muhammad Nur.
Pengaktifan kembali pelabuhan bebas Sabang diyakini dapat memposisikan Aceh sebagai pionir dalam perdagangan global, memanfaatkan keanggotaan Indonesia di BRICS, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
“Potensi ini diharapkan membawa kemajuan bagi Aceh dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya di masa mendatang.”
Discussion about this post