MEDIAACEH.co, Banda Aceh – Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MA, mendukung rencana Ormas Islam untuk mengusulkan dua ulama besar Aceh sebagai pahlawan nasional. Dua ulama besar tersebut adalah Abu Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly.
“Sangat mendukung. Dua ulama besar asal Aceh ini memang memiliki pengaruh besar di Aceh di awal awal kemerdekaan. Perlawanan masyarakat Aceh terhadap penjajah tak terlepas dari pengaruh besar kedua ulama kharismatik tadi,” ujar pria yang akrab disapa Syech Fadhil, Rabu 30 Agustus 2023.
Menurutnya, Abu Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly merupakan dua sosok paling berpengaruh yang pernah dimiliki Aceh.
Menurutnya, ada banyak peran besar ulama Aceh dalam hal politik saat kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Muda Wali. Salah satunya ada maklumat ulama Aceh yang ditandatangani pada 15 Oktober 1945. Maklumat ini ditandatangani oleh Abu Hasan Krueng Kalee, Abu Ja’far Shiddiq Lamjabat, Abu Ahmad Hasballah Indrapuri, dan juga Abu Daud Beureueh.
Maklumat tersebut seolah-olah fatwa dari ulama Aceh pada masa itu yang menyatakan bahwa perjuangan kemerdekaan/mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kelanjutan dari perjuangan Teungku Chik Ditiro.
“Jelas tertulis dalam maklumat itu, dan ini adalah perang Sabil yang harus dibantu,” ujarnya.
Dengan lahirnya maklumat tersebut, maka berdirilah di situ di belakang Presiden Soekarno, itu adalah sebagai ketaatan kepada pemimpin. Lalu apa yang terjadi setelah itu, maka lahirlah barisan Mujahidin di seluruh pesantren dan dayah-dayah di Aceh.
Tanggal 17 November terjadi Musyawarah besar di depan Masjid Tiro yang disitu Abu Hasan Krueng Kalee hadir kemudian mengangkat Teungku Umar Tiro sebagai Panglima Barisan Mujahidin. Sementara di Banda Aceh di depan Masjid Baiturrahman, seminggu setelahnya atau tanggal 23 November lahir Barisan Hizbullah yang dipimpin langsung oleh Teungku Daud Beureueh.
Dari berdasarkan sejarah, kata Syech Fadhil, tugas para pejuang Barisan Mujahidin dan Hizbullah ini, bukan hanya menjaga Aceh dari masuknya kembali tentara Belanda, tapi juga mengirim tentara pejuang Aceh ini hingga ke Besitang, sampai ke Langkat, sampai ke Brandan yang dikenal dengan Perang Medan Area.
“Jadi saya sangat mendukung wacana ini. Bukan hanya mendukung tapi juga siap memperjuangkan. Saya sangat mengapresiasi rencana ini dan siap bersama sama mendorong agar harapan ini terwujud,” kata sahabat Ustad Abdul Somad (UAS) yang memiliki puluhan anak asuh di Aceh ini.
Sebelumnya, sejumlah Ormas Islam berbasis Dayah sepakat mengusulkan dua ulama besar Aceh, yakni Abu Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly jadi Pahlawan Nasional.
Hal ini disepakati dalam Kajian Aktual Tastafi yang berlangsung di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Minggu malam 27 Agustus 2023.
Kajian tersebut mengangkat Tema “Kontribusi Besar Ulama Aceh dalam Mewujudkan dan Merawat Kemerdekaan Indonesia”. Kajian ini terlaksana berkat kerjasama sejumlah Ormas Islam yang ada di Aceh dan pihak manajemen Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh. Juga didukung oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
Adapun Ormas Islam berbasis Dayah yang terlibat dalam Kajian Aktual Tastafi ini yaitu DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tastafi Kota Banda Aceh, dan HIPSI Aceh.
Dilihat dari syarat umum dan syarat khusus, pengusulan gelar pahlawan nasional yang benar sesuai UU No. 20 tahun 2009 tentang tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, pada dua sosok di atas. Sudah sangat cukup. Tinggal d bentuk tim untuk mempersiapkan administrasi, karena rentangnya lumayan panjang . Namun insya Allah bisa diselesaikan jika mendapat dukungan dari semua pihak.
“Jelang hari santri nasional mendatang, sudah selayaknya masalah ini kembali disuarakan,” tutupnya.[]
Discussion about this post