MEDIAACEH.CO, Jakarta – Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang menjadi salah satu Pilot Project Program Double Degree Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama Republik Indonesia. Program tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universiti Utara Malaysia (UUM).
Penandatanganan nota kesepahaman ini disaksikan langsung Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag, Sekretaris Dirjen Pendis Dr. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd, Kepala Biro Humas, Data, Informasi (HDI) Sekretarian Jenderal Kemenag RI Ahmad Fauzin, S.Ag., M.SI, dan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia Zulfadhli Bin Hamzah.
Ada lima universitas yang menjadi Pilot Project, yaitu UIN Raden Fatah Palembang, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, UIN Mataram, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si mengatakan penandatanganan nota kesepahaman ini sebagai langkah awal mewujudkan program double degree, student mobility, dan lecturer exchange.
“Bagi UIN Raden Fatah kerjasama ini menjadi salahsatu langkah strategis dalam pengembangan mewujudkan World class University dengan target unggul di Asia Tenggara pada Tahun 2029,” ujar Prof. Nyayu.
Sementara itu Vice Chancellor atau Wakil Rektor Universiti Utara Malaysia (UUM) merasa sebuah kehormatan dipilihnya univeritasnya, dan menjadi pengakuan internasional keberadaan UUM.
“Kerjasama ini akan memperkuat bidang akademik internasional bagi mahasiswa Indonesia-Malaysia melalui beasiswa,” ungkap Prof. Mohd Fo’ad Sakdan.
Fo’ad Sakdan menambahkan, mahasiswa yang memenuhi persyaratan akan menerima beasiswa untuk studi dan mendapatkan pengalaman Internasional dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia holistic untuk masa depan bangsa.
Berkaitan dengan Penandatanganan nota kesepahaman tersebut, Ditjen Pendis, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, bahwa kerjasama dan kolaborasi antar bangsa merupakan persembahan bagi semua dan dalam rangka untuk membangun peradaban yang lebih baik.
“Membangun peradaban masa depan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, sebab itu memerlukan kolaborasi yang berkelanjutan,” ujar Prof. Muhammad Ali Ramdhani.
Menurut Ditjen Pendis, pemilihan UUM sudah melalui kajian panjang, sertaUUM merupakan salah satu dari 70 kampus terbaik di Asia yang memiliki prestasi dan reputasi berskala internasional.
Discussion about this post