MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Yayasan Geutanyoe akan menggelar sayembara menulis dan fotografi terkait penanganan pengungsi luar negeri di Aceh dengan total hadiah senilai Rp 20 juta.
Perwakilan Yayasan Geutanyoe, Iskandar, kepada awak media, Kamis 2 Juni 2022, menjelaskan, kegiatan tersebut terintegrasi dengan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Pengungsi Sedunia atau World Refugee Day tahun 2022.
“Selain melaksanakan penulisan buku menyangkut pengalaman respon kemanusiaan terkait penanganan pengungsi Rohingya di Aceh, Yayasan Geutanyoe juga akan menggelar sayembara artikel dan fotografi,” kata Iskandar.
Nantinya, kata Iskandar, setelah dinilai oleh akademik yang dibentuk oleh Yayasan Geutanyoe, selain menentukan pemenang sayembara, keseluruhan produk sayembara yang layak juga akan dipublikasikan dalam bentuk buku.
“Begitu juga dengan hasil sayembara fotografi, juga akan dipublikasikan dalam pameran foto di akhir Juni ini,” ujarnya.
Iskandar menyebutkan, periode sayembara ditentukan sejak tanggal 2 – 12 Juni 2020. Peserta sayembara merupakan peserta umum bersakala nasional untuk sayembara menulis.
“Sedangkan untuk sayembara fotografi juga merupakan peserta umum yang berskala sumatera,” sambungnya.
Adapun syarat dan ketentuan lebih lanjut dapat diakses di website Yayasan Geutanyoe www.geutanyoe.id dan akun media sosial instagram @geutanyoefoundation.
Iskandar menjelaskan, dasar kegiatan tersebut adalah karena Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki pengalaman dan sejarah khusus dengan pengungsi dari luar negeri.
“Baik pengungsi Rohingya sebagai yang paling dominan di Aceh dan berbagai pengungsi lain yang pernah terhubung dengan Aceh. Pengalaman dan sejarah khusus ini bukan hanya menyangkut Aceh sebagai tempat berlabuh dan transit, namun juga terkait sejumlah penanganaan dan respon kemanusiaan terhadap para pengungsi dari hulu ke hilir,” sebutnya.
Iskandar menambahkan, Aceh telah melakukan berbagai respon kemanusiaan dan terus belajar dari pengalaman mengenai respon-respon yang diberikan.
“Dalam hal ini, aktivitas dokumentasi dan publikasi atas pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh menjadi sangat krusial. Dokumentasi dan publikasi sangat penting sebagai rekaman sejarah,” kata dia.
Berbagai kajian atas pengalaman respon dan aksi kemanusiaan terhadap pengungsi luar negeri juga sangat penting untuk basis perkembangan pengetahuan atas aktivitas kemanusiaan di Aceh.
“Kedua hal di atas menjadi pondasi atas upaya menginstalasi kebudayaan kemanusiaan di Aceh dan sebagai basis pembelajaran untuk terus memperbaiki pengalaman respon sampai ke tahap yang ideal,” katanya.
Di sisi lain, sambung Iskandar, terdapat beberapa permasalahan menyangkut hal ini diantaranya masih terlalu minim kajian, dokumentasi dan publikasi terhadap pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh.
“Jika pun ada, masih bertebaran narasi-narasi yang tidak sesuai realitas dan dibuat atas perspektif yang bermasalah,” sebutnya.[]
Discussion about this post