MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), almarhum Abdullah Syafi’i menerima gelar kehormatan perkasa alam yakni pemimpin angkatan bersenjata kerajaan dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh.
Selain almarhum Abdullah Syafi’i, gelar kehormatan juga turut diberikan kepada mantan Perdana Menteri GAM yang ke 2, almarhum Tgk Ilyas Leube. Kepada yang bersangkutan diberikan gelar Syah Alam, pada masa kerajaan memimpin pemerintah dalam negeri atau perdana menteri.
Pemberian gelar kehormatan tersebut diberikan langsung kepada ahli waris almarhum oleh Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar. Almarhum Abdullah Syafi’i diwakili oleh adik kandungnya, Fatimah. Sedangkan almarhum Tgk Ilyas Leube diberikan langsung kepada anak kandungnya, Munadi.
“Gelar kehormatan diberikan sebagai bentuk apresiasi karena telah berkontribusi dalam perjuangan Aceh, penegakan Dinul Islam, perdamaian Aceh, persatuan, keadilan, dan kemakmuran rakyat Aceh,” kata Tgk Malik Mahmud Al Haytar, di Meuligo Wali Nanggroe Aceh, Senin malam, 6 Desember 2021.
Malik Mahmud menyebutkan, pemberian gelar tersebut diharapkan menjadi pengingat dan penguat kebersamaan Aceh dalam memperjuangkan apa yang telah diperjanjikan Pemerintah Indonesia sesuai dengan perjanjian damai MoU Helsinki pada 2005 lalu.
Malik Mahmud juga mengajak semua pihak bersama-sama mendoakan semoga kedua pejuang Aceh dan ribuan syuhada perjuangan Aceh lainnya mendapatkan balasan syurga dari Allah SWT.
“Sebagai generasi di masa sekarang, sejarah hidup dua pahlawan Aceh tersebut harus dijadikan pedoman, pembelajaran, dan pengingat dalam setiap gerak perjuangan yang kita lanjutkan pada hari ini, melalui perjuangan politik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, kata Malik Mahmud, juga menyebutkan, pihaknya menginginkan Aceh terus berdamai. “Kita bisa sama-sama membangun Aceh lebih maju, sejahtera dan kuat. Dan Aceh tentunya akan menyumbang kekuatan di Indonesia,” sebutnya.
“Saya berharap pemerintah pusat memperhatikan apa yang diminta oleh masyarakat Aceh demi untuk kebaikan kita semua,” tambahnya.
Alhamrhum Abdullah Syafi’i merupakan panglima GAM yang syahid (meninggal) dalam sebuah pertempuran bersama istrinya pada 22 Januari 2002 lalu di kawasan hutan Cubo, Pidie Jaya, Aceh.
Pria yang akrab disapa Teungku Lah itu telah mengabdikan seluruh hidupnya, baik jiwa, harta dan keluarga demi perjuangan melawan ketidakadilan yang berlaku di bumi Aceh.
“Teungku Lah sendiri mulai bergabung dalam perjuangan GAM pada usia 29 tahun, tepatnya pada 3 Desember 1976. Sehari sebelum deklarasi kemerdekaan Aceh di Gunung Halimon,” kata Malik Mahmud.
Wali Nanggroe menyebutkan, pada 1 Januari 1993 Teungku Lah resmi diangkat sebagai Panglima GAM Komando Pusat Tiro. Di kalangan masyarakat umum dan jurnalis khususnya ia dikenal sebagai sosok bersahaja, memiliki kemampuan baik dalam membangun komunikasi, dan sering tampil sederhana.
“Teungku Lah syahid saat masih menjabat sebagai Panglima GAM komando pusat Tiro. Syahidnya Teungku Lah pada masa itu membawa duka mendalam bagi segenap bangsa Aceh,” bebernya.
Sedangkan Tgk Ilyas Leube, kata Malik Mahmud, merupakan tokoh kharismatik asal dataran tinggi Gayo, Aceh yang mengabdikan hidupnya dalam tiga era perjuangan. Mulai melawan penjajahan Belanda dan Jepang, perjuangan DI/TII dan perjuangan Gerakan Aceh Merdeka.
Dalam kabinet GAM, katanya, Tgk Ilyas Leube dipercayakan sebagai Perdana Menteri ke-2 tahun 1980-1982, dan juga menjabat sebagai Dewan Syura GAM 1977-1982, dan Menteri Kehakiman GAM 1977-1982.
“Tgk Ilyas Leube lahir di Kenawat, Aceh Tengah 20 Januari 1920, dan syahid dalam sebuah pertempuran di wilayah Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Aceh pada 16 April 1982,” katanya.[]
Discussion about this post