MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Bagi anda yang ingin menikmati wisata alam, anda bisa berkunjung ke Taman Hutan Kota Tibang Banda Aceh. Objek wisata ini sangat banyak dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke pusat ibu kota Provinsi Aceh.
Taman Hutan Kota dibangun hasil kerjasama Pemerintah Kota Banda Aceh selaku penyedia lahan, Bank Negara Indonesia atau BNI selaku penyedia dana dan Yayasan Bustanussalatin sebagai pengelola pekerjaan.
Di sini anda bisa menikmati berbagai keindahan hutan. Hutan kota ini terdapat 4.000 jenis pohon atau tanaman. Setiap pohon dituliskan nama dalam bahasa latin dan Indonesia.
Di hutan ini terdapat 19 jenis tanaman hias, juga berdatangan 20 jenis kupu-kupu. Selain itu juga ada 25 jenis burung yang tinggal, mencari makan, dan transit di hutan kota. Keberadaan burung-burung tersebut merupakan salah satu contoh adanya fungsi ekologi, yaitu menciptakan ekosistem baru berskala kecil.
Inisiatif pembangunan kota ini berasal dari Almarhum Mawardy Nurdin, yang juga merupakan Wali Kota Banda Aceh pada saat itu. Hal ini dilakukan untuk menanggapi imbauan pembinaan kader lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia kepada peraih Penghargaan Kalpataru di seluruh Indonesia.
Hutan kota yang dibangun di lahan seluas 6,15 hektar ini berfungsi untuk menjaga ekologi sebagai upaya menggalakkan Banda Aceh sebagai kota hijau yang bebas polusi, mengembalikan keanekaragaman hayati terutama di kawasan yang rusak berat akibat bencana Tsunami pada 2004 silam.
Pada tahun 2010, Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menanam pohon Trembesi (Samanea saman), yang merupakan tanaman asal zona neotropis (neotropic ecozone) benua Amerika, khususnya Amerika Latin. Taman ini diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda untuk menghijaukan taman-taman luas di Istana Merdeka.
Hutan ini juga telah menjadi tuan rumah untuk berbagai aktifitas dan kegiatan, seperti kunjungan Panitia Penilaian Penghargaan Adipura (2010), penanaman pohon oleh Persaki (2010), penanaman pohon Trembesi oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, penanaman pohon dan tanaman Khas Daerah oleh 99 Walikota Indonesia (2011), penanama pohon oleh Duta Lingkungan Aceh (2015).
Hutan ini memiliki konsep wisata yang bermanfaat bagi masyarakat, karena memiliki fasiltas seperti Jembatan, Jalur pejalan kaki, jembatan tajuk pohon (Ramp Canopy Trail), jembatan atas bakau (Mangrove Boardwalk), area pepohonan, kolam bakau dan pembibitan ikan, juga ada taman tematik dan taman kontemplasi, area parkir, jembatan, pusat informasi dan souvenir, toilet, mushalla, area bermain anak-anak (playground), pos pengamatan, area futsal dan bola kaki untuk anak-anak, taman walikota nusantara dan lapangan basket dan volley.
Selain menjadi tempat rekreasi, Hutan ini juga dijadikan lokasi penelitian oleh beberapa ilmuan yang ingin mempelajari tentang tumbuhan. Selain itu, juga dijadikan tempat untuk berfoto ria serta menikmati matahari terbenam.
Jika anda ingin mengunjungi, Hutan Kota ini terletak di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, tak terlalu jauh dari Simpang Mesra menuju arah Krueng Raya. Lokasi hutan ini agak sedikit tersembunyi, namun ada sebuah papan penunjuk lokasi, yang ditulis Hutan Kota BNI.
Hutan ini dibuka setiap hari, pukul 08.00 s.d 18.30 WIB. Untuk memasuki hutan ini tidak dikenakan biaya. Dalam hutan ini juga ada makam sejarah atau makam Kerajaan Aceh.[Advertorial]
Tulisan ini merupakan hasil kerjasama mediaaceh.co dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam rangka Sosialisasi/ Promosi Pariwisata Halal Aceh.
Discussion about this post