MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh akan dilaksanakan pada 2022, sejumlah kandidat yang akan bertarung mulai bermunculan.
Salah seorang kandidat yang sudah menyatakan maju sebagai calon Gubernur Aceh pada Pilkada 2022 adalah Muzakir Manaf atau sering disapa Mualem, sedangkan yang lainnya belum menyatakan secara terbuka.
Muzakir Manaf adalah Ketua Umum DPA Partai Aceh dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017.
Kandidat lainnya adalah Nova Iriansyah, yang saat ini masih menjabat sebagai Plt Gubernur Aceh. Namun, sampai hari ini belum mengumumkan akan mencalonkan kembali.
Walaupun tahapan Pilkada belum dimulai, beberapa kandidat mulai dibicarakan oleh sejumlah pihak, baik itu Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Aceh.
Herri Mauliza HR, Aktivis HMI Aceh mengatakan, Pilkada Aceh masih lama, tapi siapa kandidat yang akan bertarung nantinya mulai dibicarakan oleh berbagai pihak. Sampai saat ini ada dua calon kuat yang diprediksi akan maju dalam kompetisi untuk mambangun Aceh.
“Diantara dua kandidat ini (Mualem dan Nova Iriansyah), tentu juga harus diperhatikan adalah siapa yang akan mendampingi mereka,” kata Herri Mauliza.
Ia menjelaskan, untuk membangun Aceh ke arah yang lebih baik, maka yang harus mendampingi mereka adalah kandidat yang memiliki hubungan baik dengan Jakarta.
Secara nasional, posisi Demokrat dalam pemerintahan pusat sebagai penyeimbang, artinya di luar pemerintahan. Sedangkan Mualem dari Partai Aceh berafiliasi politik dengan Gerindra, yang sebelumnya mendukung Prabowo sebagai calon presiden, namun kalah dengan Jokowi dalam Pilpres 2019. Saat ini Partai Gerindra masuk dalam pemerintahan, namun tidak bisa diprediksi sampai kapan akan tetap di pemerintahan.
“Berbicara tentang Aceh, Salah seorang kandidat kuat saat ini adalah Mualem. Namun, agar menang dan punya hubungan harmonis dengan pemerintah pusat, maka calon yang akan mendampinginya haruslah kandidat yang berafiliasi dengan pemerintah, seperti dari Partai Nasdem, PDIP, PKB dan lain sebagainya.”
Saat ini ada sejumlah kandidat yang muncul dari partai, seperti Nasir Djamil (PKS), TM Nurlif, (Golkar), Teuku Taufiqulhadi (Nasdem), Samsul Bahri/ Tiyong (PNA), Abu Razak dan Hasballah M. Thaib atau Rocky (PA). Sedangkan dari kalangan lain ada Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tu Sop (Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh/ HUDA).
Heri menjelaskan, dari beberapa kandidat yang muncul, jika ingin menang dan punya hubungan baik dengan pemerintah, maka Mualem harus memilih Teuku Taufiqulhadi untuk mendampinginya.
Taufiqulhadi berasal dari Pidie dan pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Nasional Demokrat dari Daerah Pemilihan (dapil) Jatim IV (Kabupaten Jember dan Lumajang).
Menurut Heri, sosok Taufiqulhadi yang meraih doktor dengan predikat Cum laude Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini dikenal sangat dekat dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, yang juga berasal dari Aceh. Beliau memiliki kemampuan lobby yang mumpuni, sehingga diyakini bisa membangun hubungan Aceh dengan Pemerintah Pusat lebih erat dan harmonis.
Heri menambahkan, apabila Mualem meminang Taufiqulhadi sebagai wakilnya, akan muncul harapan baru menuju Aceh yang lebih baik.
Discussion about this post