MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny mengatakan refocusing dan realokasi anggaran adalah kewajiban adalah Pemerintah yang harus dijalankan oleh Pemerintah Daerah, termasuk Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota se Aceh.
Usamah mengatakan, refocusing anggaran ini bertujuan untuk memastikan adanya ketersediaan dukungan dana, apabila sewaktu-waktu pemerintah daerah termasuk Pemerintah Aceh memberlakukan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dasar refocusing adalah Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan Pemerintah Daerah.
Menindak lanjuti instruksi tersebut, Pemerintah Aceh telah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp 1,7 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2020.
“Refocusing di lingkungan Pemerintah Aceh berlaku di semua Satuan Kerja Pemerintah Aceh atau SKPA, tidak hanya untuk SKPA tertentu saja. Termasuk Dinas Pendidikan Dayah,” kata Usamah melalui siaran pers yang diterima mediaaceh.co, Kamis 14 Mei 2020.
Usamah menjelaskan, refocusing anggaran pada Dinas Pendidikan Dayah Aceh merupakan pilihan yang sangat dilematis, karena satu sisi semua dayah di Aceh memerlukan anggaran untuk pembangunan sarana prasarananya.
Tetapi pada saat bersamaan bencana wabah Covid-19 juga sangat membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit sebagai upaya antisipasi sebagaimana arahan Pemerintah Pusat melalui berbagai regulasi yang sudah dikeluarkan.
“Saya yakin bila Covid-19 ini segera berakhir dan daerah kita tidak diberlakukan PSBB, maka dana refocusing tersebut dapat saja dikembalikan ke posisi semula,” ujarnya.
Namun, kalau musibah pandemi virus corona ini berkepanjangan, maka semua dana yang telah direfocusing itu akan bisa dianggarkan kembali pada tahun anggaran 2021 mendatang.
Usamah meyakini, para ulama atau pimpinan dayah di Aceh dapat memahami pilihan yang sulit seperti saat ini, semua akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di masa Covid-19.
Discussion about this post