MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket datang ke Aceh untuk memantau langsung perkembangan daerah yang pernah dilanda konflik panjang serta musibah tsunami. Vincent mengadakan pertemuan khusus dengan Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al Haytar di Kompleks Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Selasa 3 Maret 2020,
Kedatangan Vincent yang mengaku baru pertama ke Aceh ini juga merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Wali Nanggroe ke Kedubes Uni Eropa di Jakarta pada 19 Februari 2020 lalu.
“Kita menyampaikan banyak hal terkait persoalan Aceh,” kata Wali Nanggroe menyampaikan perihal pertemuan dirinya dengan Dubes Uni Eropa yang berlangsung tertutup tersebut.
“Soal keamanan di Aceh yang kondusif, masalah pertumbuhan ekonomi. Dan kita juga sampaikan bagaimana caranya investor dari Uni Eropa bisa datang ke Aceh, turut membangun Aceh,” sebut Wali Nanggroe usai pertemuan.
Disamping itu, kata Wali Nanggroe, ia juga melaporkan persoalan hasil perundingan MoU Helsinki yang masih banyak belum terealisasi. Kepada Vincent Wali Nanggroe menjelaskan bahwa akan ada perundingan lanjutan antara Aceh dengan tim Pemerintah Pusat untuk membicarakan penyelesaian implementasi MoU Helsinki. “Seperti yang disampaikan Presiden tempo hari, dalam masa tiga bulan ini kita akan terus melakukan pertemuan antara tim Aceh dengan tim Pemerintah Pusat.”
Wali Nanggroe menyampaikan beberapa poin-poin MoU Helsinki yang belum terimplementasi kepada Vincent. Diantaranya soal pertanahan, dan pemberdayaan ekonomi, serta kebijakan investasi di Aceh.
Sementara itu, usai pertemuan yang berlangsung hampir dua jam, Vincent mengatakan bahwa Uni Eropa sudah terlibat secara mendalam saat pertama kali perjanjian damai antara Aceh dengan Republik Indonesia dimulai pada 2005 silam. Pertemuan dengan Wali Nanggroe juga membicarakan masalah kerjasama dan strategi bagaimana Uni Eropa bisa terlibat lebih dekat dalam menjaga perdamaian dan implementasi MoU Helsinki.
“Kami akan tetap ikut serta, (khususnya) dalam mempromosikan pembangunan ekonomi, kampanye kebijakan lingkungan, juga terbuka peluang pertukaran pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusia,” kata Vincent.
“Ada banyak hal positif yang telah dicapai Aceh khususnya dari sisi pembangunan pasca tsunami. ”
Vincent menjelaskan bahwa antara Indonesia dengan Uni Eropa telah terjalin kerjasama bisnis melalui perdagangan bebas antara atau yang dikenal dengan European Union-Indonesia Free Trade Agreement (EUIFTA).
“Kita berharap Aceh juga dapat mengambil keuntungan dari perjanjian ini,” kata Vincent.
Di akhir pertemuan, Wali Nanggroe berkesempatan menyerahkan buku profil lembaga Wali Nanggroe dan buku tentang Kawasan Ekosistem Leuser, serta kopi khas Aceh kepada Vincent. Dan Vincent membalas dengan menyerahkan plakat Uni Eropa kepada Wali Nanggroe.
Discussion about this post