MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Tim dari Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional melakukan kunjungan ke Universitas Syiah Kuala untuk menyerap aspirasi terkait beberapa isu ketahanan nasional. Tim ini dipimpin oleh Deputi Pengembangan Setjen Wantannas M Marsda TNI Dr. Sungkono, SE, M.SI, dan disambut oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Balai Senat Unsyiah, Banda Aceh, Rabu 19 Februari 2020.
Sungkono menjelaskan, kunjungan Tim Wantannas ini dalam rangka melaksanakan pengkajian daerah khususnya Aceh untuk mendapatkan informasi aktual terkait ketahanan nasional meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta permasalahan lain yang menonjol.
“Hasil kajian ini, nantinya menjadi bahan rumusan oleh Dewan Ketahanan Nasional untuk menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan strategis daerah dan nasional, yang akan disampaikan langsung ke Presiden,” katanya.
Rektor dalam sambutannya mengatakan, Unsyiah sebagai perguruan tinggi sangat mendukung kajian yang membahas isu strategis seperti ketahanan nasional ini. Sebab hal tersebut sangat terkait dengan isu strategis lainnya seperti pembangunan, kesehatan ataupun keamanan nasional. Di mana semua pihak sudah semestinya terlibat agar negara ini tetap utuh.
Pada kesempatan ini, Rektor menyampaikan pesan penting terkait Aceh. Rektor menilai, Aceh sangat lemah dari segi ekonomi. Hal ini terlihat dari angka kemiskinan di Aceh yang masih tergolong tinggi.
Namun dari segi sosial budaya, Aceh bisa dikatakan sebagai daerah yang paling Pancasila. Meskipun Aceh punya catatan buruk di mata Pemerintah Pusat yaitu gerakan perlawanan untuk memisahkan diri dari NKRI.
Namun Rektor menegaskan, pemberontakan tersebut terjadi karena rakyat Aceh menuntut keadilan. Kesimpulan ini Rektor dapatkan setelah ia berdialog langsung dengan beberapa mantan kombatan GAM.
“Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa apa yang terjadi di Aceh semoga tidak terjadi lagi di daerah Indonesia lainnya,” ucap Rektor.
Selain itu, Rektor juga mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan perhatian besar bagi masyarakat desa yaitu dengan dikucurkannya dana desa, yang bisa mencapai Rp. 1 Milyar setiap desanya. Hanya saja, Rektor mengharapkan hal tersebut sebaiknya diiringi dengan memberikan pemahaman bagi kepala desa tentang bagaimana membangun desa.
“Ketidaksiapan suatu daerah dalam pembangunan, mengakibatkan ada desa yang sangat maju, dan ada desa yang sangat terpuruk karena tidak bisa memanfaatkan dana desa,” pungkas Rektor.
Pertemuan ini menghadirkan sejumlah pejabat penting Unsyiah. Di antaranya, Wakil Rektor, Kepala Biro serta Dekan di lingkungan Unsyiah. Sementara dari Dewan Ketahanan Nasional, turut hadir Brigjen TNI Mundasir, S.IP, MM, Pembantu deputi urusan hankam dari Kedeputian Pengembangan Setjen Wantannas.
Discussion about this post