MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Arkeolog independen dan peneliti situs-situs sejarah di Sumatera E.Edwards McKinnon menyebut, kawasan Fansur dan Lamuri merupakan sebagai kota tua Islam yang berada di Kabupaten Aceh Besar yang telah hilang.
Hal ini disampaikannya dalam seminar nasional yang mengangkat tema, Aceh pusat peradaban Islam terawal di Asia Tenggara, yang berlangsung di Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Senin 17 Februari 2020.
Negeri Fansur merupakan suatu pelabuhan purba yang menonjol dan termasyur. Namanya muncul dalam teks kuno Cina, Arab, Melayu, India, Armenia, Portugis dan Belanda. Namun, lanjutnya, pada abad ke-14 nama Negeri Fansur menghilang karena gempa dan tsunami.
“Hasil penelitian kami, lokasi Fansur berada di Lhok Pancu atau Lhok Lambaroneujib beberapa kilometer sebelah barat Kota Banda Aceh. Lokasi ini sesuai dengan tulisan Arab dari abad ke-9, di mana mereka menyebutkan Fansur dan Lamuri berdekatan,” terangnya.
Menurut E.Edwards, pada umumnya para peneliti beranggapan bahwa Fansur sebagai pelabuhan purba yang ramai telah menghilang pada abad ke-14 atau ke -15.
“Sekarang kita tahu ada dua tsunami purba tahun 1390 dan 1450 yang telah menghantam pantai Aceh Besar,” paparnya.
Selain itu, ada beberapa situs purbakala masa menengah yaitu antara abad ke 11 dan ke-16 sepanjang pantai di antara Ujong Pancu dan Krueng Raya, Aceh Besar. Sebagian situs tersebut telah terkikis ombak air laut, termasuk Negeri Fansur dan beberapa permukiman purba dan pertahanan masa kesultanan yang terletak di pantai Aceh Besar.
Sementara itu, Guru Besar UIN Ar Raniry, Misri A Muchsin memaparkan sejumlah bukti-bukti sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara yang asal mulanya lahir dari Kerajaan Peureulak dan Samudera Pase.
Discussion about this post