MEDIAACEH.CO, Jakarta – Anda yang sudah menikah mungkin sering mengalami hal ini; kurang bergairah jika suami mengajak berhubungan seks, malas atau sekedar tidak mood untuk berhubungan seks.
Pada prinsipnya hal tersebut adalah wajar. Namun hilangnya libido atau gairah seksual umum terjadi dialami oleh wanita namun jarang dialami oleh pria. Hal ini wajar pula, karena faktor perbedaan kadar hormon yang berperan dalam gairah seks antara pria dan wanita.
Untuk beberapa keadaan, kondisi wanita kurang bergairah dapat berbuah masalah. Bahkan tak ayal bisa membuahkan masalah yang lebih besar dan meluas, seperti contohnya keberlangsungan rumah tangga. Untuk hal ini, sudah jelas membutuhkan solusi segera yang dapat membantu keadaan frigid (dingin) pada wanita.
Oleh karena itu, ada baiknya kita menelusuri terlebih dahulu hal-hal apa saja yang dapat menjadi penyebab wanita kurang bergairah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Apakah yang menjadi penyebab wanita kurang bergairah?
Sama halnya dengan wanita, hilangnya libido dapat didasari dari faktor fisik maupun psikis. Walaupun penyebab fisik biasanya agak jarang.
Penyebab fisik:
- Anemia
- Alkohol
- Penyalahgunaan obat terlarang
- Diabetes
- Hiperprolaktinemia
- Gangguan hormonal lainnya
Penyebab psikologis:
- Depresi
- Stress
- Cemas
- Riwayat masa lalu (misalnya penganiayaan atau pemerkosaan)
- Masalah dalam hubungan percintaan
- Masalah dalam hidup sehari-hari (misalnya tinggal bersama orangtua atau mertua)
Apakah yang sebaiknya dilakukan?
Hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah menelusuri terlebih dahulu penyebab hilangnya gairah libido yang ada. Penelusuran akan lebih baik jika dilakukan oleh orang yang berkompetensi, atau lebih baik dokter. Konsultasikan dan periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui penyebab dari hilangnya gairah Anda. Dokter akan melakukan berbagai tes yang diperlukan.
Jika masalahnya adalah faktor psikologis, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah mencoba untuk membicarakan hal ini dengan pasangan Anda dari hati ke hati mengenai masalah yang Anda alami dan temukan solusinya bersama. Jika dibutuhkan, konsultasikan hal ini dengan psikolog atau penasihat perkawinan.
Sumber: Klikdokter.com
Discussion about this post