MEDIAACEH.CO, Abdya – Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan Indonesia. Dimana pada akhir Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Indonesia.
Surabaya saat itu digambarkan sebagai sebuah benteng bersatu yang kuat di bawah pemuda. Tidak terelakkan, pertempuran pun pecah pada tanggal 30 Oktober dan puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945.
Bekaca dari sejarah itu, ketua Pemuda Pancasila Aceh Barat Daya (Abdya), Nasrullah, mengaku organisasi dibawah kepemimpinannya itu kapan saja menjadi buas dan menjelma seperti preman jika ada yang berani mengganggu Pemerintah.
“Kami akan menjelma menjadi preman dan buas manakala ada yang mengganggu kedaulatan bangsa, NKRI, Pancasila dan coba-coba mengganggu Pemerintah,”kata Nasrullah, di Blangpidie, Sabtu 9 November 2019.
Meski Pemuda Pancasila (PP), bukan organisasi premanisme, sebab, Pemuda Pancasila merupakan organisasi kemasyarakatan yang mengedepankan pengetahuan. Tapi, untuk keutuhan NKRI, kami tidak rela ada yang mengusik dan mencederai perjuangan para pahlawan.
“Kami bukan lagi organisasi preman biasa, kami tidak lagi menggunakan golok, tato atau kumis tebal. Kami sekarang lebih mengedepankan otak, pikiran, pengetahuan dan kecerdikan dalam menguasai wilayah, tapi jangan coba-coba usik NKRI,” tegasnya.
Dia mengatakan, PP akan selalu bersemangat mengawal Pancasila agar tetap abadi, menjaga dari berbagai elemen bangsa yang ingin merusak keutuhan bangsa ini. Bagi PP NKRI adalah harga mati.
“Dapat saya sampaikan terminologi “preman” yang berasal dari kata “free man” atau orang bebas. Saya mengartikannya sebagai pekerja bebas diluar tubuh pemerintah alias aktif di sektor swasta. Oleh Karenanya, Negara membutuhkan mereka, sebab berani mengambil resiko berdagang.,”ungkap Nasrullah.
“Kita butuh ‘preman’ untuk melaksanakan ekonomi, melaksanakan pasar. Kita butuh orang yang punya sifat adventure untuk melakukan pendekatan yang adil,”timpal dia.
Di bawah kepemimpinannya, Nasrullah berjanji akan merubah paradigma lama tentang Pemuda Pancasila, jika dulu sering dikatakan Organisasi Haram Jadah dikarena tempat berkumpulnya para Preman, tapi organisasi Pemuda Pancasila sekarang telah berubah, dari Haram Jadah Menjadi Organisasi Sajadah.
“Kita tidak lagi menggunakan otot sebagai kekuatan, akan tetapi kita lebih mengedepankan dan menggunakan senjata pamungkas kita yaitu otak dan ilmu pengetahuan,” katanya.
Discussion about this post