MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta kadernya di Aceh untuk menjadi pelopor kemajuan bagi Indonesia. Hal ini disampaikan Hasto saat DPP PDI Perjuangan menggelar pembekalan kadernya di Banda Aceh, Minggu 8 September 2019.
“Saat negara-negara lain, seperti India sudah berangkat ke Mars, kita masih berkutat dalam masalah masing-masing. Karena itu, kita tak boleh kalah, harus maju, mulai dari Aceh inilah Indonesia menunjukkan kemajuan,” kata Hasto dengan penuh semangat kepada para kadernya.
Di depan sekitar 1000-an kader yang tergabung di acara itu, Hasto menyatakan Aceh sebagai ujung daerah penjaga Pancasila. Dari Serambi Mekah itu, rakyat Aceh harus melahirkan tokoh-tokoh yang punya prinsip yang kokoh tentang persatuan dan kemajuan yang progresif seperti semangat Bung Karno.
“Karena itulah, setelah melakukan upaya rekrutmen seluruh kepengurusan partai dengan pendekatan khusus, di mana di dalam rekrutmen menerapkan metode Harrison Analysis, maka tiba saatnya kami mengisi struktur dan struktural ini dengan langkah-langkah organisatoris,” kata Hasto.
Politikus Yogyakarta ini juga mendorong para kadernya untuk melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh setempat Aceh dan partai lokal. Hasto menginginkan para kadernya mengedepankan semangat persaudaraan dengan seluruh lapisan masyarakat Aceh.
“Kita mengharapkan PDI Perjuangan menjadikan jembatan yang baik antara pemerintah pusat dengan masyarakat Aceh,” kata Hasto.
Di samping itu, Hasto juga menginginkan pada pemilu yang akan datang, DPD PDIP Aceh mengirimkan satu perwakilannya ke Senayan. Hal ini untuk menyempurnakan Aceh dengan mengirimkan perwakilannya lewat PDIP ke DPR RI.
“Kita konteksnya PDI Perjuangan kokoh dalam menjalani ideologi dengan Pancasila, guna menjaga NKRI, kebinekaan Indonesia, dan menjalankan amanat konstitusi. Karena itu representasi menjadi penting bahwa di dalam target pemilu ke depan di setiap daerah pemilihan sekurang-kurangnya ada satu perwakilan dari PDI Perjuangan,” jelas dia.
Dalam kesempatan ini, Hasto juga meminta kadernya di Aceh untuk mempedomani pemahaman Bung Karno belajar tentang Islam. Di mana Hasto pernah berguru dengan tokoh Islam di antaranya dengan KH Ahmad Dahlan dan Umar Said Cokroaminoto.
“Bagaimana di hati Bung Karno kalau dibelah di dalamnya terdapat Islam. Dengan demikian, ketika ada pihak-pihak yang mencoba menebarkan isu PDI Perjuangan dikatakan anti-Islam, itu karena mereka tidak punya cara lain kecuali memfitnah,” jelas Hasto.
Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh, Muslahuddin Daud, juga menyatakan salah satu program yang akan mereka lakukan ke depan adalah memperkuat kemampuan intelektual kader. Sehingga mampu melawan berbagai hoaks dan fitnah yang kerap dilemparkan ke arah partai itu. Seperti hoaks soal ‘PKI’, ‘anti-Islam’, dan sebagainya.
“Kita akan respons dengan santun sebab inilah cerminan PDI Perjuangan,” kata Muslahuddin.
Dalam acara ini, hadir sejumlah pemateri dari DPP PDIP. Di antaranya adalah Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Syaiful Hidayat, Ketua DPP Bidang Luar Negeri Achmad Basarah, Ketua DPP Bidang Kelautan, Perikanan dan Nelayan Rochmin Dahuri dan Wasekjen Arif Wibowo.
Selain itu ada juga anggota Balitbang DPP PDIP Rahmad Sahid, Kepala Sekretariat DPP PDIP Irvansyah dan BP Pemilu DPP PDIP Iman Sudirman.
Dalam acara pembukaan pembekalan kader PDIP ini, partai berlambang banteng moncong putih itu juga mengundang tokoh dan pimpinan partai politik setempat. Turut diundang di antaranya Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Muzakkir Manaf dan Ketua DPD I Golkar Aceh TM Nurlif.[] (BeritaSatu.com)
Discussion about this post