MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kepala Humas Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Chairil Munawir MT, SE. MM., mengklarifikasi berita terkait penggunaan Lapangan Tugu oleh UIN Ar Raniry saat seremonial penutupan Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) mahasiswa baru pada Rabu, 28 Agustus 2019.
Menurutnya peristiwa ini terjadi karena miskomunikasi antara UIN Ar Raniry dan Unsyiah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Chairil menjelaskan, pada awalnya pihak UIN Ar Raniry melayangkan surat pemberitahuan kegiatan kepada Unsyiah. Kemudian Unsyiah meminta revisi maksud surat menjadi izin pemakaian tempat. Hal ini dilakukan karena Lapangan Tugu merupakan bagian dari aset Unsyiah.
“Kita telah menghubungi pihak UIN untuk merevisi surat tersebut. Ini hanya masalah administrasi, tak perlu diperbesarkan,” ujar Chairil, Kamis 29 Agustus 2019.
Baca: Unsyiah Larang UIN Ar-Raniry Gunakan Lapangan Tugu
Terkait portal akses ke Lapangan Tugu ditutup, Chairil menyerbutkan, hal tersbeut disebabkan agar lapangan tersebut tetap terawat dan tidak digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Ia mencontohkan dulunya, Lapangan Tugu sering digunakan untuk lokasi latihan menyetir mobil. Tetapi hal itu tak lagi tampak saat ini. Bahkan lanjutnya, setiap tahun Unsyiah mengalokasikan dana untuk perawatan Lapangan Tugu, seperti pemangkasan rumput, penghijauan, pemeliharaan tugu, hingga lampu penerangan.
Menurutnya, Unsyiah tetap terbuka dengan berbagai pihak yang ingin menggunakan lapangan tersebut. Ia menyangkal anggapan sebagian orang yang menilai Unsyiah menutup akses dan melarang pemakaian lapangan. Karena pada prinsipnya, Unsyiah hanya ingin Lapangan Tugu yang menjadi titik sejarah bangkitnya pendidikan di Aceh itu dapat terurus dengan baik.
“Buktinya acara UIN kemarin tetap berlangsung. Bahkan, ke depan juga ada agenda pemerintah dan masyarakat di lapangan tersebut,” ujarnya.
Ia berharap penjelasan ini dapat meredam masalah yang berkembang di tengah masyarakat. Sebab bagaimanapun juga dua kampus ini merupakan tumpuan besar harapan masyarakat Aceh. Terlebih lagi sebagai insan kampus, Unsyiah dan UIN Ar Raniry sebaiknya melihat setiap peristiwa itu secara benar dan dipahami sesuai aturan yang berlaku. Sehingga nantinya tidak menimbulkan fitnah atau isu yang dapat merusak persaudaraan di antara dua lembaga pendidikan.
“Unsyiah dan UIN adalah dua saudara yang tak mungkin dipisahkan. Kita butuh sinergisitas demi kemajuan pendidikan di Aceh,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, pihak kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melarang pemakaian Lapangan Tugu oleh panitia Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry tahun 2019. Alasannya, pihak panitia tidak memasukkan surat izin pemakaian tempat.
“Sekitar pukul 12:00 WIB, kami panitia PBAK hendak membawa peralatan ke dalam area Lapangan Tugu untuk persiapan kegiatan clossing ceremony. Namun gerbang portal pintu masuk masih digembok. Padahal pada tanggal 27 Agustus 2019 kemarin surat pemberitahuan sudah kami berikan,” ujar Wakil Panitia PBAK, Hendra Rahmad, kepada mediaaceh.co, Rabu malam, 28 Agustus 2019.[]
Discussion about this post