MEDIAACEH.CO, Jakarta – Tiada angin tiada hujan, eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf alias Mualem mendadak meminta adanya referendum.
Seruan tersebut dikemukakan mantan Wakil Gubernur Aceh itu pada peringatan ke 9 wafatnya Wali Neugara Aceh Paduka Yang Mulia Teuku Muhammad Hasan Ditiro di Gedung Amel, Banda Aceh, awal pekan ini.
Mualem memandang kondisi Indonesia saat ini sudah diambang kehancuran, dan tak lama lagi Indonesia akan kembali dijajah oleh asing. Aceh, pun menurut dia lebih baik melakukan referendum seperti Timor Timur.
Lantas, apa kata Istana Negara merespons seruan referendum tersebut?
“Kita kembali ke konstitusi saja. Kita enggak usah merespons berlebihan. Negara ini sudah memberi konstitusi, NKRI. Enggak ada pemikiran lain,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Jumat 31 Mei 2019.
Munculnya wacana referendum sendiri terindikasi terkait dengan persaingan Pemilu dan Pilpres 2019. Namun Moeldoko menilai, wacana tersebut hanya seruan biasa yang dikemukakan pihak-pihak tertentu.
“Itu karena emosi saja. Emosi karena enggak menang. Terus, apalagi Partai Aceh juga engga menang di sana. Berkurang porsinya. Sehingga ada emosi. Jadi emosi itu jangan dianggap berlebihan,” kata Moeldoko.
Meski begitu, Moeldoko mengingatkan bahwa ada risiko yang harus ditanggung Aceh apabila benar-benar memutuskan untuk melakukan referenum. “Kalau sudah niat dan menuju keluar dari NKRI, risiko yuridisnya,” tegasnya.[]
Sumber: CNBCIndonesia.com
Discussion about this post