MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Zinedine Zidane memiliki karier sepakbola yang luar biasa. Zizou –sapaan akrab Zidane– meraih hampir semua trofi prestius yang diikutinya. Sebut saja trofi Liga Champions, Liga Italia, Liga Spanyol, Ballon dOr, FIFA World Player of the Year, Piala Eropa hingga Piala Dunia.
Akan tetapi, dari sederet trofi yang disebut di atas, trofi Piala Dunia 1998 jadi yang paling istimewa. Istimewa di sini bukan buat Zidane, melainkan untuk para pesepakbola imigran yang pindah ke Prancis.
Sekadar diketahui, Zidane memang lahir di Kota Marseille, Prancis pada 1972. Akan tetapi, kedua orangtua Zidane dulunya berkewarganegaraan Aljazair (Afrika Utara). Sebelum Zidane lahir ke dunia, kedua orangtuanya memutuskan berhijrah ke Prancis demi mencari penghidupan yang lebih baik.
Hidup sebagai seorang imigran rupanya tidak mengenakkan bagi Zidane. Mulai dari sekolah dasar hingga di sekolah sepakbola (SSB), Zidane selalu mendapatkan cemoohan dari anak-anak asli Prancis, perihal asal-asulnya.
Akan tetapi, cemoohan yang datang tidak menurunkan semangat Zidane. Ia fokus membangun karier sepakbolanya, hingga akhirnya membawa Prancis keluar sebagai kampiun Piala Dunia 1998. Keberhasilan Zidane membawa Les Blues –julukan Prancis– menjuarai Piala Dunia 1998 praktis mengubah pandangan orang asli Prancis kepada imigran.
Sejak saat itu, banyak imigran yang tinggal di Prancis bercita-cita menjadi pesepakbola layaknya Zidane. Beberapa imigran yang terinspirasi dari kisah hidup Zidane adalah N’Golo Kante (Mali), Thomas Lemar (Guadeloupe), Alexandre Lacazette (Guadeloupe) dan Karim Benzema (Aljazair).
Terbukti kini, pesepakbola yang disebutkan di atas pernah dan masih membela Timnas Prancis. Bahkan, Kante dan Lemar bahu-membahu mengantarkan Prancis keluar sebagai jawara Piala Dunia 2018. Karena itu, Zidane benar-benar sebagai inspirator kebangkitan sepakbola Prancis.[]
Sumber: Okezone.com
Discussion about this post