MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Pemerintah Aceh sepakat untuk memperkuat penanggulangan bencana di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan penandatangan kontrak swakelola antara Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah.
Penandatangan kontrak senilai lebih Rp3,4 miliar ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara Unsyiah dan Pemerintah Aceh yang fokus di bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan SDM.
Penandatanganan ini dilakukan oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Balai Senat Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, Banda Aceh, Jumat siang (29/3). Kontrak ini fokus pada kesiagaan Aceh pascatsunami, studi kerentanan likuifaksi di Aceh Singkil dan Aceh Barat, kajian sesar gempa Aceh Tenggara, hingga penyusunan qanun pendidikan kebencanaan.
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengatakan Unsyiah sebagai institusi pendidikan sangat mendukung Pemerintah Aceh untuk memperkuat kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana. Terlebih Unsyiah memiliki pusat studi TDMRC dan program studi Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) yang fokus pada isu kebencanaan. Bahkan, beberapa waktu lalu, Unsyiah telah menyampaikan gagasan kepada Menristekdikti untuk membentuk konsorsium perguruan tinggi di daerah terdampak bencana.
“Langkah ini untuk membantu pemerintah daerah membangun masyarakat berketahanan bencana, sekaligus menyelesaikan persoalan kebencanaan di daerah.”
Rektor juga mengusulkan kepada Pemerintah Aceh agar secara paralel melakukan penguatan SDM kebencanaan di Aceh. Rektor juga menawarkan agar aparatur terkait di Pemerintah Aceh dapat menjalani pendidikan kebencanaan di Unsyiah melalui program-program yang dirancang bersama.
“Barangkali ada baiknya, sebagian alokasi dana beasiswa BPSDM diarahkan pada penguatan SDM Aceh di bidang kebencanaan, sekaligus memperkuat program akademik terkait di perguruan tinggi di Aceh,” ujar Prof. Samsul.
Sementara itu, Nova Iriansyah mengatakan Pemerintah Aceh sangat serius dalam penanggulangan bencana. Bahkan ini menjadi salah satu prioritas untuk mewujudkan Aceh hebat. Untuk itu ia berharap, kerja sama ini dapat menghasilkan output konkrit dan terukur dan outcome yang dapat dirasakan oleh masyarakat, termasuk salah satunya menurunkan angka kemiskinan di Aceh.
“Sejak ditandatangani kesepakatan ini, koordinasi antara BPBA dan Unsyiah harus ditingkatkan, sehingga setiap progres kerja sama ini dapat dievaluasi dengan cepat sebagai masukan dalam menyusun strategi dan kebijakan,” ujar Nova.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Dinas Perhubungan Aceh dan Fakultas Teknik dalam pengembangan sistem transportasi cerdas dan aman di Aceh.[]
Discussion about this post