MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat, produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (IMK) selama tahun 2018 memperlihatkan pertumbuhan 8,14 persen dibandingkan tahun 2017.
“Pertumbuhan produksi IMK kita 2018 sebesar 8,14 persen, sedangkan nasional memperlihatkan peningkatan produksi relatif lebih kecil, yakni 5,66 persen,” ucap Kepala BPS Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Sabtu.
Ia membandingkan, angka persentase produksi IMK di Aceh dan nasional per triwulan, yakni 4,44 persen dan 3,09 persen, 3,87 persen dan 1,34 persen, minus 3,82 persen dan minus 0,35 persen, serta terakhir 1,85 persen dan 1,24 persen.
Pertumbuhan produksi IMK di provinsi paling barat Indonesia tersebut dipengaruhi beberapa jenis industri, seperti industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional tumbuh paling tinggi sebesar 32,77 persen.
Lalu industri pakaian jadi tumbuh 30,17 persen, jasa reparasi, dan pemasangan mesin, dan pelatan 30,01 persen, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki 24,27 persen, dan industri karet, barang dari karet, dan plastik 21,86 persen.
Industri tekstil memberi andil karena tumbuh 17,77 persen, industri percetakan dan reproduksi media rekaman 16,34 persen, industri makanan 9,01 persen, industri furnitur 8,48 persen, dan industri barang galian bukan logam 8,22 persen.
“Total ada 19 industri yang kita kelompokkan dengan jumlah sampel survei IMK sebanyak 769 usaha di 23 kabupaten/kota di Aceh,” katanya.
Ia melanjutkan, sedangkan pertumbuhan produksi industri manufaktur skala besar dan sedang di Aceh pada tahun 2018 mengalami peningkatan cukup baik, yakni sebesar 31,50 persen.
“Tapi jenis industri manufaktur dalam skala besar dan sedang di Aceh, masih sedikit. Jika nasional mengalami pertumbuhan 4,07 persen dibandingkan tahun 2017,” tutur Wahyudin.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bulan ini menyatakan, pihaknya terus mendorong industri manufaktur nasional untuk bisa memanfaatkan teknologi terkini agar mampu menciptakan inovasi.
“Implementasi industri 4.0, sektor manufaktur dapat meningkatkan produktivitas dan mendukung diversifikasi produk. Hal ini tentunya sejalan terhadap kebijakan hilirisasi dalam upaya menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri,” katanya.[]
Sumber: aceh.antaranews.com
Discussion about this post