MEDIAACEH.CO, Jakarta – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding, mengatakan pihaknya menyadari jika Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpotensi jadi bahan serangan pihak lawan kepada pasangan calon presiden Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin. Terlebih saat ini mantan gubernur DKI Jakarta itu bergabung dengan salah satu partai pengusung, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Kekhawatiran itu pasti ada,” katanya lewat pesan singkat pada Tempo, Ahad, 10 Februari 2019.
Karding menduga pihak lawan sejak awal telah menarasikan kubunya penista agama. Hal ini bertambah dengan keberadaan Ahok yang baru bebas dari penjara usai divonis bersalah dalam kasus penodaan agama.
Sebabnya, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap masyarakat bisa berpikir dewasa dalam menyambut pemilihan presiden 2019. Ia berharap pula agar tidak ada lagi permainan politik identitas.
“Semoga masyarakat semakin rasional melihat mana yang menista, mana yang nggak. Semoga politik identitas tidak jadi alat untuk sekedar kekuasaan,” ujarnya.
Karding menampik pula jika kubu Jokowi – Ma’ruf dipandang sebagai kelompok penista agama. Menurut dia, di barisan pendukung calon presiden nomor urut 01 itu ada tiga partai berbasis Islam.
“PKB , PPP (Partai Persatuan Pembangunan), dan PBB (Partai Bulan Bintang) semua basis ideologi dan massanya Islam, bahkan terbesar dari pada PAN (Partai Amanat Nasional) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Jadi tidak mungkin kami ini menista agama,” ujarnya.
Peneliti Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie, mengatakan bergabungnya Ahok bisa memberikan keuntungan bagi Jokowi. Selain memiliki massa yang militan, Ahok pernah menjadi pendamping Jokowi sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.
Namun Jerry mewanti-wanti Ahok untuk mengontrol emosinya. “Yang perlu dihindari tuturnya, mengeluarkan statement miring dan pedas, lantaran ini punya pengaruh dengan pilpres,” kata dia lewat pesan singkat.
Jerry menyarankan agar Ahok mampu menguasai diri agar terbangun suasana kondusif. “Sebaiknya jangan terlalu vokal seperti waktu lalu. Sebaiknya hindari masuk timses Jokowi,” ujarnya.[]
Sumber: Tempo.co
Discussion about this post